Guru Besar Bidang Permodelan Matematika Unair Fatmawati. DOK Unair
Guru Besar Bidang Permodelan Matematika Unair Fatmawati. DOK Unair

Teliti Pengendalian Penyakit Menular Lewat Pemodelan Matematika, Fatmawati Jadi Guru Besar di Unair

Renatha Swasty • 25 Agustus 2022 16:41
Jakarta: Pemodelan matematika dalam epidemiologi dapat digunakan untuk menggambarkan dinamika penyebaran penyakit menular. Seperti malaria, demam berdarah dengue (DBD), tuberculosis, HIV/AIDS, campak, hepatitis, kolera, influenza, covid-19, dan penyakit menular lainnya.
 
Hal ini diangkat dosen Departemen Matematika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) Fatmawati dalam pidato pengukuhan guru besar. Fatmawati menyebut model epidemiologi matematika berperan penting dalam perencanaan jangka pendek dan jangka panjang pengendalian dinamika penyakit.
 
"Yaitu untuk membandingkan, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengoptimalkan berbagai program deteksi, pencegahan, pengobatan, dan pengendalian penyakit menular,” kata Guru Besar Bidang Permodelan Matematika Unair itu dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis, 25 Agustus 2022

Fatmawati memaparkan tiga tipe model penyebaran penyakit menular yang telah ia kaji, yaitu malaria, HIV/AIDS, dan covid-19. Sejak 2012, Fatmawati telah mengembangkan model matematika penyebaran penyakit malaria. Tujuannya, melihat dinamika variabel kontrol berupa pengobatan massal dan insektisida dengan faktor resistensi terhadap obat anti malaria.
 
“Berdasarkan hasil estimasi parameter penelitian yang telah dilakukan, malaria masih menjadi kasus endemik di Indonesia dan analisa model matematika menunjukkan faktor musiman yang paling berpengaruh terhadap nyamuk yang terinfeksi dan manusia yang terpapar malaria adalah di wilayah iklim panas,” papar dia.
 
Fatmawati juga mengembangkan model matematika penyebaran penyakit HIV/AIDS dengan koinfeksi tuberculosis, koinfeksi penyakit malaria, serta berdasarkan jenis kelamin.
 
“Pada 2020, kami memformasikan model penyebaran HIV/AIDS dengan mempertimbangkan faktor awareness berdasarkan data kasus HIV/AIDS di Indonesia periode 2006-2018,” jelas dia.
 
Dalam model matematika penyebaran covid-19, Fatmawati menyampaikan tantangan yang masih dihadapi saat ini adalah efikasi atau tingkat kemanjuran vaksin yang digunakan untuk menghadapi varian baru covid-19.
 
“Terkait adanya mutasi baru virus covid-19, kami mengusulkan dan menganalisis model fraksional covid-19 untuk melacak dampak beberapa varian SARS-CoV-2 selama pandemi,” ujar dia.
 
Hasil penelitian tersebut menunjukkan peningkatan jumlah infeksi penyakit dengan dua varian akan lebih mendorong adanya penyebaran penyakit. Penelitian Fatmawati dan tim menunjukkan model epidemiologi matematika menjadi alat bantu efektif untuk memahami dan menggambarkan dinamika penyebaran penyakit menular.
 
Dia juga mengaplikasikan teori kendali optimal untuk menganalisis cara mengurangi penyebaran penyakit menular dengan merancang strategi intervensi penyakit yang optimal.
 
“Saya harap, hasil dari penelitian ini bisa digunakan sebagai masukan bagi otoritas kesehatan masyarakat pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam menanggulangi penyebaran penyakit menular di Indonesia secara lebih saintifik,” ujar dia.
 
Fatmawati menamatkan pendidikan S1 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Airlangga pada 1997. Ia melanjutkan pendidikan S-2 Matematika di Universitas Gadjah Mada dan lulus pada 2002. Kemudian, ia meraih gelar Doktor (S3) dalam bidang Ilmu Matematika Terapan dari ITB pada 2010.
 
Baca juga: ITS Kolaborasi dengan Unair Kembangkan Alat Pemeriksaan Pendengaran untuk RSUD dr Soetomo

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan