“Rekan-rekan wartawan memerlukan background dan pemahaman lengkap terhadap sebuah isu atau tema tertentu agar dalam peliputan dan penulisan berita bisa lebih komprehensif. Sekolah Wartawan hadir untuk itu, dikemas dalam bentuk FGD antara pakar UGM dengan wartawan membahas sebuah topik yang aktual dan menarik,” ucap Kepala Bagian Humas dan Protokol, Dina W Kariodimedjo, dikutip dari laman ugm.ac.id, Selasa, 17 Januari 2023.
Edisi pertama, Sekolah Wartawan mengulas tema Resesi dan Masa Depan Perekonomian 2023 pada Senin, 16 Januari 2023. Adapun narasumber yang dihadirkan ialah ekonom Akhmad Akbar Susamto.
Sekolah Wartawan edisi pertama diikuti 10 jurnalis dari berbagai media yang bertugas di Yogyakarta. Dina menjelaskan program ini akan diselenggarakan rutin setiap bulan dengan melibatkan jurnalis media cetak, online, maupun elektronik.
“Harapan kami ini dapat bermanfaat bagi teman-teman wartawan, juga staf pemberitaan di Bagian Humas dan Protokol,” tutur dia.
Pada Sekolah Wartawan edisi pertama, Akhmad Akbar Susamto mengulas sejumlah isu yang berkembang terkait proyeksi ekonomi Indonesia dan dunia pada 2023. Dia juga mengajak peserta melihat berbagai data nasional dan global.
“Tahun 2023 tidak bisa dikatakan gelap gulita. Situasi ekonomi mungkin tidak seperti yang diharapkan, tetapi tidak terlalu buruk. Untuk Indonesia sendiri saya optimistis pertumbuhan 2023 masih positif. Lebih banyak baiknya dari buruknya, meski sudah mendekati tahun politik,” tutur dia.
Akhmad memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 berada di angka 4,5-5 persen. Prediksi serupa, kata Akhmad, juga muncul dari berbagai kelompok ekonom hingga lembaga negara.
Dia juga memberikan penjelasan terkait berbagai konsep penting yang kerap muncul dalam berita-berita ekonomi. Seperti pertumbuhan ekonomi, Produk Domestik Bruto, resesi, hingga inflasi.
Akhmad menjelaskan terdapat dua definisi resesi yang digunakan ekonom. Definisi pertama, penurunan angka pertumbuhan ekonomi sebuah negara selama dua kuartal berturut-turut. Definisi kedua, tidak terbatas pada angka pertumbuhan ekonomi semata, namun laju pertumbuhan ekonomi menurun dan terus berlanjut.
“Ketika perekonomian jatuh, selama belum kembali ke kondisi awal itu masih dikatakan sebagai resesi. Ketika angkanya sudah tidak negatif, bukan berarti sudah bisa dikatakan keluar dari resesi. Selain PDB ada indikator lain yang dilihat misalnya tingkat pengangguran,” papar dia.
Baca juga: Pusat Unggulan Fakultas Teknik UGM Dampingi Pembuatan DED Gedung Istana Presiden di IKN |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News