Pembangunan Observatorium Nasional Timau. DOK BRIN
Pembangunan Observatorium Nasional Timau. DOK BRIN

Asyik! Pembangunan Observatorium Nasional Timau Segera Rampung

Renatha Swasty • 31 Juli 2023 09:40
Jakarta: Pembangunan Observatorium Nasional (Obnas) Timau segera rampung. Koordinator Stasiun Observatorium Nasional Kupang, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Abdul Rachman, mengatakan pembangunan sudah sampai pemasangan cermin sekunder dan tidak lama lagi pemasangan cermin primer dan tersier segera dilakukan.
 
"Instrumen utama yakni teleskop 3.8m beserta bangunannya termasuk kubah berdiameter 14m sudah terbangun sekitar 55 persen. Instrumen utama ini ditargetkan akan rampung dalam 2-3 bulan ke depan," ujar Abdul Rachman dikutip dari laman brin.go.id, Senin, 31 Juli 2023.
 
Dia berharap tahun ini menjadi momentum bersejarah dalam riset antariksa di Indonesia. Sebab, pada 2023 ditargetkan instrumen utama proyek Observatorium Nasional yang dibangun di kaki Gunung Timau, Nusa Tenggara Timur selesai dibangun.

"Obsnas Timau ditujukan sebagai fasilitas nasional yang mewadahi riset antariksa tingkat lanjut dan di samping itu juga berperan dalam pengembangan keilmuan lintas disiplin serta berbagai aktivitas terkait lainnya," tutur dia.
 
Abdul Rachman memaparkan perbedaan observatorium Bosscha di Jawa Barat dengan Obsnas Timau yang sedang dibangun. Timau dipilih sebagai lokasi Obnas karena langitnya sangat rendah polusi cahaya dan akses ke lokasi relatif mudah.
 
Secara nasional, NTT memiliki kondisi langit yang lebih jarang mendung dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Sehingga, jumlah hari dengan langit cerahnya relatif banyak di atas 65 persen per tahun.
 
"Polusi cahaya yang sangat rendah berarti langit yang lebih alami artinya lebih gelap sehingga memungkinkan diamatinya benda-benda antariksa yang lebih redup," tutur dia.
 
Pembeda lainnya, Obsnas Timau dilengkapi dengan teleskop lebih besar. Sehingga, bisa mengamati benda-benda langit yang jauh lebih redup dan instrumen pendukung lebih modern.
 
Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Robertus Heru Triharjanto mengungkapkan pembangunan Obnas Timau mempunyai arti penting, tidak hanya untuk astronom Indonesia, tapi juga secara global. Kualitas fasilitas astronomi berbasis teleskop diukur dengan berapa malam dalam satu tahun observasi tersebut bisa dilakukan dan dalam satu malam berapa jam.
 
"Gunung Timau adalah tempat yang bisa memberikan kesempatan clear and dark sky terbanyak di Indonesia," kata Robertus.
 
Robertus berharap dengan selesainya pembangunan Obnas Timau ini akan terbentuk kelompok ilmuwan astronomi dan astrofisika yang menjadi acuan global dari Indonesia. Fasilitas observasi Antariksa yang spesial ini tidak hanya akan mengundang ilmuwan dari seluruh dunia untuk berpartisipasi dalam penelitian sains, namun juga akan menjadi salah satu tempat pengamatan benda-benda Antariksa buatan manusia.
 
"Terutama dan yang penting untuk diamati adalah satelit yang sudah tidak berfungsi dan bekas bagian roket yang mengorbit. Benda-benda tersebut dapat mengganggu satelit-satelit yang masih beroperasi atau bahkan peluncuran satelit di kemudian hari," tutur Robertus.
 
Baca juga: Perjalanan Panjang Observatorium Bosscha yang Siap Digantikan

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan