Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB), Thomas Djamaluddin, mengungkapkan awal masa Observatorium Bosscha hingga tantangan ke depan. Hal itu disampaikan dalam orasi ilmiah Peringatan 103 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia berjudul “Seabad Observatorium Bosscha dan Menyongsong Astronomi Indonesia Ke Masa Depan”.
Thomas menuturkan Observatorium Bosscha diresmikan pada 1923. Ada tiga faktor utama terwujudnya observatorium di Jawa. Pertama, karena alasan scientific yakni perlunya observatorium di belahan bumi selatan.
Kedua, adanya dorongan dari astronom Dr. J.G.E. Voute yang tertarik dengan pengamatan bintang ganda. Ketiga, dukungan yang kuat dari Bosscha.
Thomas menyebut dengan dukungan berbagai pihak terkait, akhirnya observatorium pertama di Jawa bisa diwujudkan yakni Observatorium Bosscha dengan Voute sebagai direktur pertama. Ada tiga teleskop besar yang terdapat di Observatorium Bosscha, yakni Teleskop Zeiss, Teleskop Bamberg, dan Teleskop Schmidt “Bimasakti”.
Selain teleskop besar, terdapat juga beberapa teleskop kecil yang digunakan untuk riset dan pendidikan. Lalu, dikembangkan teleskop radio kecil untuk pengembangan riset dan pendidikan multi panjang gelombang.
Thomas mengulas salah satu program Observatorium Bosscha. Pada 1997, Jasinta membuat basis data bintang ganda visual yang diamati selama 70 tahun sejak 1924.
Basis data tersebut mengompilasi sekitar 10.000 data dari 600 pasang bintang ganda. Sekitar 60 pasang di antaranya memiliki orbit yang telah lengkap digambarkan.
Lebih dari 20 publikasi dijadikan rujukan dalam penyusunan basis data tersebut. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya Observatorium Bosscha dalam riset bintang ganda khususnya di langit selatan.
Thomas mengatakan tantangan terbesar bagi observatorium optik adalah ancaman polusi cahaya dari perkembangan kota di sekitarnya. Sedangkan, tantangan observatorium radio ialah ancaman penggunaan frekuensi radio.
Dia menyebut tantangan tersebut sudah dialami Observatorium Bosscha akibat polusi cahaya di daerah Bandung. Sehingga, pada 2000-an, astronom dan periset dari ITB khususnya dari prodi Astronomi melakukan pencarian lokasi baru untuk pembangunan observatorium.
Menurut penelitian disimpulkan daerah Nusa Tenggara Timur adalah wilayah terbaik untuk lokasi observatorium, tepatnya di Gunung Timau, Kabupaten Kupang. Thomas mengungkapkan proses pengajuan pembangunan observatorium tak mudah.
Akhirnya, dengan kerja keras dan kerja sama antar pihak terkait, pembangunan Observatorium Nasional mendapat alokasi anggaran dan program pembangunan dimulai pada 2019. Namun, pembangunan tertunda karena pandemi covid-19.
Observatorium Nasional ini diharapkan dapat bertahan minimal 50 tahun seperti Observatorium Bosscha. Pihaknya menggagas Taman Nasional Langit Gelap, suatu konsep wisata khas yang memanfaatkan keindahan langit malam bertabur bintang.
Observatorium Nasional Timau direncanakan memiliki teleskop 3,8 meter yang masih dalam proses pembangunan. Teleskop yang akan diberi nama Teleskop Timau ini akan menjadi teleskop terbesar di Asia Tenggara.
Teleskop Timau diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengamatan planet-planet di luar tata surya (eksoplanet) dan objek redup lainnya, seperti asteroid, satelit, dan komet dengan kualitas yang lebih baik. Selain itu telah disiapkan dua jenis kamera, yaitu tri optika dan nirka untuk keperluan fotometri.
Observatorium Nasional Timau juga dilengkapi dengan beberapa teleskop kecil untuk pengamatan matahari, objek tata surya, dan antariksa. Thomas juga menunjukkan gambar Kompleks Observatorium Nasional Timau yang masih dalam tahap pembangunan. Pihaknya berharap setelah teleskop terpasang, Observatorium Nasional bisa diresmikan tahun ini.
“Perjalanan panjang Observatorium Bosscha dengan beragam capaiannya, khususnya untuk pengamatan langit selatan, kita lanjutkan dengan perjuangan mewujudkan dan memanfaatkan Observatorium Nasional Timau dalam suatu kolaborasi nasional dan internasional yang makin kuat,” beber Thomas.
Baca juga: 100 Tahun Bosscha, Nadiem Dorong MBKM Jadi Wadah Ilmu Astronomi Kembangkan Keilmuannya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id