Ilustrasi/Medcom.id
Ilustrasi/Medcom.id

Selebritas Ramai-Ramai Nyaleg, Pakar Unair Sebut Strategi Instan Dulang Suara

Citra Larasati • 27 Mei 2023 13:00
Jakarta:  Pemilihan umum kian di depan mata, akan digelar di awal tahun 2024.   Mendekati pelaksanaan pesta demokrasi tersebut, diwarnai maraknya artis dan publik figur yang beramai-ramai mendaftarkan diri sebagai bakal calon legislatif.
 
Fenomena ini bukan pertama kali terjadi jelang pesta demokrasi.  Ini menjadi salah satu bagian dari manuver dan strategi vote getter dari partai politik pengusung untuk memanfaatkan ketenaran dan panggung politik.

Pendidikan Politik 

Fenomena ini pun menjadi sorotan Pakar komunikasi politik Universitas Airlangga (Unair) Dr Suko Widodo Drs MSi.  Suko menilai kehadiran artis dan publik figur Tanah Air yang bergabung di partai politik harus dibarengi dengan pendidikan politik yang memadai.
 
Pendidikan politik yang memadai ini penting sebagai bekal calon anggota legislatif.  Terlebih para pesohor ini datang dari dunia profesi yang sama sekali berbeda sebelumnya.

“Partai politik tentunya harus memberikan bekal pendidikan politik saat proses perekrutan para kader. Menjadi catatan penting jika para artis tersebut hanya menggunakan pamor tanpa modal pemahaman yang cukup,” jelas Dosen Komunikasi Politik, Departemen Komunikasi FISIP Unair ini, dilansir dari laman Unair, Sabtu, 27 Mei 2023.

Andalkan Popularitas

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa kehadiran para selebritas dii parpol ini tentunya untuk menaikkan eksistensi dari partai pengusungnya.  Terlebih lagi para artis maupun influencer media sosial ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat. 
 
Keterkenalan sosok tersebut sudah barang tentu meberi benefit bagi parpol dan menjadi modal untuk mendulang suara di daerah pemilihannya nanti.  Meski sebenarnya tidak ada jaminan bahwa popularitas akan berbanding lurus dengan hasil pencapaian suara pemilihnya.
 
“Saya kira dia punya modal. Salah satu poin penting adalah populer dan dikenal. Popularitas itu sangat penting dalam dunia politik, meskipun belum tentu mendapatkan suara dari masyarakat,” jelas Suko.

Strategi Instan dalam Komunikasi Politik

Suko menambahkan, fenomena itu sebagai strategi instan untuk menarik perhatian para pemilih. Sebagai agenda rutin sekali dalam lima tahun sekali, kampanye partai politik  tetap membutuhkan perencanaan yang matang.
 
“Partai kurang menjalankan fungsi komunikasi politik, menjalankan fungsi komunikasi politik secara berkala. Fungsi politik parpol tidak dikelola dengan profesional. Seharusnya setiap hari partai politik membuat strategi sedini mungkin atas strategi selanjutnya,” pungkas Suko. 
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Baca juga:  Georgia Peringati Hari Kemerdekaan Tiap 26 Mei, Intip 10 Universitas Terbaiknya

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan