Pemain yang akrab disapa Rian itu merupakan mahasiswa program studi S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi. Ia masuk di kampus yang terletak di Lidah Wetan, Surabaya itu pada 2018 lalu.
Anak legenda Persebaya Bejo Sugiantoro itu mengangkat skripsi tentang profil atlet sepak bola dalam proses pencapaian prestasi. Adapun penguji Rian bukan kaleng-kaleng mulai dari Rektor Unesa Nurhasan, mantan Menteri Olahraga yang kini menjadi Waketum PSSI . Zainudin Amali, dan Dekan FIKK Dwi Cahyo Kartiko.
Zainudin Amali yang hadir melalui panggilan video tersebut berkesempatan mencecar Rian dengan sejumlah pertanyaan. Salah satunya terkait perubahan posisi pemain di lapangan.
Perubahan posisi tersebut dialami di tiga fase karier sepak bola Rian. Mulai dari ketika memperkuat tim internal Persebaya, Indonesia Muda (IM) menjadi striker. Lalu saat berseragam Bajol Ijo bek tengah, lalu saat membela timnas Indonesia ia bermain di posisi gelandang bertahan. Bahkan di era pelatih Shin Tae-yong pemain yang selalu rapi ini pernah dimainkan menjadi bek kanan.
Dilansir dari laman resmi Unesa, bapak satu anak ini mengaku deg-degan saat menghadapi para penguji. Ia menyebut rasa deg-degan tersebut seperti ketika berlaga di atas lapangan. Namun, ia menghadapi tantangan tersebut dengan santai hingga tuntas.
Terkait penyusunan skripsi Rian mengaku butuh waktu berbulan-bulan. Pasalnya, ia juga harus fokus latihan sepak bola. Skripsi itu dia kerjakan di sela-sela latihan.
"Skripsi ternyata berat dan saya pernah ada di fase menulis dihapus lagi, menulis lagi dan hapus lagi karena belum menemukan kalimat atau bagian sesuai yang diinginkan. Itu yang bikin lama. Kadang pengaruhnya di mood juga. Latihan butuh tenaga, skripsi butuh sedikit konsentrasi," ucapnya.
Perjuangan Rian tersebut pun dibayar tuntas. Ia berhasil merampungkan tugas akhirnya dan mendapatkan gelar S.Pd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News