SNMPTN adalah seleksi pertama yang dibuka untuk penerimaan kampus-kampus negeri di Indonesia. Bila lolos, siswa tak perlu lagi ikut seleksi lain seperti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan ujian mandiri yang diselenggarakan masing-masing kampus.
Sistem seleksi SNMPTN berupa nilai rapor semester satu hingga lima. Sebagai seleksi untuk jalur undangan, pendaftar harus memiliki nilai yang terbaik di sekolahnya untuk bisa bersaing dan diterima di PTN.
Namun nilai yang bagus bukan jaminan untuk diterima di PTN. Salah satu lulusan SNMPTN tahun 2017, Muhammad Azhar Elfado, mengaku pilihan jurusan juga menentukan pendaftar lulus seleksi.
"Ketika pengisian untuk pendaftaran SNMPTN, kebanyakan teman-teman saya memilih jurusan teknik. Tetapi karena saya melihat peluang kuota fakultas peternakan cukup besar, jadi saya memilih fakultas peternakan," ujar Azhar saat berbincang dengan Medcom.id di Jakarta, Kamis, 25 Januari 2018.
Kata Azhar, dirinya merupakan siswa biasa yang memiliki nilai rapor bukan yang terbaik di sekolahnya. Namun karena memanfaatkan peluang, Azhar bisa jadi mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Menurut saya dengan lulus di kampus ini suatu kesempatan yang sangat-sangat berharga," bangganya.
Tak berbeda jauh dengan kiat Dezky Malik. Lulusan SNMPTN tahun 2016 itu terlebih dahulu mencari informasi tentang passing grade PTN dan jurusan yang diinginkan.
Menurutnya, passing grade perlu diketahui pendaftar SNMPTN untuk menakar batasan nilai minimun suatu jurusan. Bila nilai siswa melebihi batas passing grade, kemungkinan diterima di jurusan yang dituju menjadi lebih besar.
"Selanjutnya tinggal banyak berdoa dan niat yang tulus," tutur mahasiswa jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Mineral (FTM) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Yogyakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News