ilustrasi/istock
ilustrasi/istock

Kuota Beasiswa IISMA Naik di 2024, Peluang Kuliah di Luar Negeri Makin Terbuka

Citra Larasati • 04 Januari 2024 13:27
Jakarta:  Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menggelar program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) di 2024. Dipastikan, kuota IISMA tahun ini akan mengalami peningkatan hingga 3.300 awardees.
 
Ketua Program IISMA, Rachmat Sriwijaya mengatakan, penambahan kuota mahasiswa tahun ini karena peningkatan antusiasme dan partisipasi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan catatan Kemendikbudristek, Pada 2021 jumlahnya dimulai dari 1.000 awardee, kemudian naik menjadi 1.100 di 2022, dan meningkat lagi sebanyak 1.984 pada 2023,
 
Program IISMA akan resmi dibuka pada akhir Januari hingga Februari 2024.  "Harapannya tahun ini dapat diberangkatkan sekitar 3.000-3.300 awardees. Kami berharap antusiasme mahasiswa terus meningkat tidak hanya di pulau Jawa, agar terjadi pemerataan,” kata Rachmat dilansir dari laman UGM, Kamis, 4 Desember 2023.

Seluruh awardees tersebut nantinya akan tersebar ke 140 mitra dari 35 negara yang terdaftar mulai tahun 2024. Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dan perguruan tinggi lainnya memiliki persentase partisipasi mahasiswa yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

3 Jalur Penerimaan IISMA

Rachmat mengatakan, terdapat tiga jalur penerimaan program IISMA, yakni afirmasi, reguler, dan co-funding. Jalur afirmasi dikhususkan bagi mahasiswa Bidikmisi, penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), dan mahasiswa di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).
 
Jalur ini diberikan untuk membuka peluang merata bagi seluruh mahasiswa Indonesia, terutama yang terkendala secara ekonomi. Sedangkan bagi mahasiswa lainnya dapat mendaftar melalui jalur reguler atau jalur umum.
 
Kedua jalur ini akan dilaksanakan secara bersamaan mulai dari proses pendaftaran, seleksi, pengumuman, hingga keberangkatan.  Bagi mahasiswa yang belum beruntung di jalur reguler, IISMA masih membuka kesempatan dengan jalur co-funding atau pendanaan parsial antara mahasiswa dengan Kemendikbudristek. 
 
Perbedaan jalur co-funding ini adalah tidak semua kampus bisa didaftar. Ada beberapa mitra yang tidak memungkinkan untuk pendaftar co-funding. Kemudian perbedaan lainnya adalah bahwa pendanaan dilakukan secara parsial.
 
"Kita hanya memberikan pendanaan untuk administrasi kampus, tuition fee, dan biaya tiket keberangkatan,” ujar Senior Manager Operasional dan Pengelola IISMA, Dr. Andi Rahardian Wijaya. 
 
Andi kembali mengingatkan, pelaksanaan program IISMA perlu didukung penuh oleh partisipasi mahasiswa untuk menghadapi tantangan Industri 4.0. Perkembangan teknologi saat ini menyebabkan sempitnya lapangan pekerjaan di tengah jumlah tenaga kerja yang bertumbuh pesat.
 
Sayangnya, kompetensi atau kemampuan penguasaan teknologi masih minim dikuasai oleh masyarakat, khususnya mahasiswa. Proses belajar di negara lain tidak hanya memberikan kesempatan untuk memperdalam berbagai kompetensi, namun juga menyediakan ruang belajar di luar kampus dan tetap bernilai selaras dengan program studi.
 
“Terdapat 10 kompetisi yang akan dibutuhkan di masa depan. Mulai dari sense making, transdiciplinary, sampai dengan computational making dan virtual collaboration. Nah itulah kenapa kemudian kami membuat program ini di mana mata kuliah yang akan teman-teman ambil adalah mata kuliah yang mendukung 10 kompetensi,” pungkas Andi. 
Baca juga: Cerita Ben, Serunya Kuliah di Inggris Berkat IISMA

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan