Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hampir 10 juta Gen Z yang berusia di rentang 15-24 tahun banyak yang menganggur. Merspons hal tersebut, Agustinus mengatakan, data tersebut agar tidak ditelan mentah begitu saja.
Melainkan harus ditelusuri terlebih dahulu, individu yang menganggur ini berasal dari kalangan terdidik atau belum terdidik. “Sekarang gen Z yang nganggur itu siapa? Apakah terdidik, siapa, atau dia ada di mana? Kondisinya menganggur setelah studi atau belum, kalau menganggur setelah kuliah ini persoalan. Sedangkan kalau dia menganggur karena tak mengenyam pendidikan hati-hati, beda lagi urusannya,” kata Agustinus di sela-sela Wisuda Untar.
Kemudian di era disrupsi teknologi, kata Agustinus, pilihan profesi juga kian beragam. Seperti YouTuber, TikTokers dan sebagainya juga merupakan profesi yang membuat generasi Z tidak lagi dapat dikatakan menganggur meski tidak bekerja di sebuah lembaga, institusi maupun perusahaan.
“YouTuber, TikTokers, profesi juga sekarang macam-macam," ujarnya.
Namun jika benar lulusan perguruan tinggi banyak yang menganggur, maka pihak kampus harus mulai memperhatikan hal ini. Salah satunya dapat diantisipasi dengan memberikan pelatihan wirausaha kepada mahasiswanya, agar setelah lulus ada alternatif profesi yakni menjadi wirausahawan.
Agustinus juga menyampaikan, agar lulusan Untar dapat menjaga nilai-nilai yang telah diajarkan di kampus. "Kami juga berharap setelah ini kalian berprofesi di masyarakat untuk menjaga nilai-nilai yang sudah diajarkan Untar. Yaitu integritas, profesionalisme, dan entrepreneurship," ujar Agustinus.
Ia berpesan agar para lulusan selektif dalam menekuni pekerjaan. Jangan sampai pekerjaan yang dipilih dapat menyebabkan masalah di kemudian hari dan juga yang akan merugikan almamater kampus.
"Berprofesilah dengan totalitas, peliharalah hati nurani, dan terus menjadi insan unggul berdedikasi untuk nusa dan bangsa," ujar Agustinus.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III Prof Toni Toharudin mengatakan hal senada. Menurut Toni, mahasiswa harus terus mempertahankan semangat belajar dan tidak berhenti mengembangkan diri.
“Mengutip dari tema wisuda, pendidikan bukan hanya untuk memperoleh gelar, tetapi juga tentang memberdayakan diri kalian agar mampu menerapkan pengetahuan di dalam kehidupan,” kata Toni.
Dalam wisuda kali ini, Unta meluluskan 1.649 wisudawan dari program sarhana, program Profesi, Pascasarjana, dan dokto sebanyak 406 wisudawan.
Baca juga: UPH Wisuda 1.718 Mahasiswa, Sandiaga Uno: Lulusan Mesti Komitmen Jadi Agen Perubahan
|
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News