"Saya kira kalau itu merupakan upaya serius dari pemerintah untuk mendorong dan meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air saya kira tidak ada masalah. Bahkan itu keputusan sangat baik, bagaimana caranya dengan kehadiran mereka bisa mengoptimalkan impian kita dalam meningkatkan kualitas pendidikan," kata Ojat usai acara 'Dies Natalis Vokasi UI ke-11, di Auditorium Vokasi Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Senin, 22 Juli 2019.
Ia menyebutkan, sebagai seorang pendidik ia tak merasa terganggu dengan kehadiran rektor dan dosen dari luar negeri tersebut. Malah kehadirannya membuat kita belajar, apa saja kekurangan kita dengan negara mereka yang sudah maju di bidang pendidikan.
"Tentu dengan kehadiran mereka, barang kali banyak pelajaran yang kita petik bagaimana supaya caranya kita bisa setara dengan mereka. Saya sangat positif," ujar Ojat.
Baca: Regulasi Rekrutmen Rektor dan Dosen Asing Disiapkan
Tak hanya itu kehadiran mereka juga semakin meningkatkan kompetisi dengan dosen dan rektor dalam negeri. Banyak hal baik menurutnya dengan dilaksanakannya wacana ini.
"Justru kita akan terpacu untuk berkompetisi secara sehat dengan mereka dan mereka mempunyi level yang sangat bagus ya, kita ikuti agar kita bisa menjadi setara dengan mereka," pungkasnya
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah akhirnya kembali mewacanakan mengundang akademisi luar negeri untuk menjadi rektor dan dosen di Indonesia. Wacana ini sempat muncul 2016 lalu, dan mendapatkan penolakan dari pihak perguruan tinggi dalam negeri.
Baca: Pemerintah Godok Wacana Rekrut Rektor dan Dosen Asing
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir bahkan mengaku wacana ini telah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam rapat kabinet pekan lalu tepatnya setelah presiden bertemu dengan rapper Rich Brian, wacana untuk mengundang akademisi luar negeri untuk menjadi rektor dan dosen di PTN ini kembali mencuat dengan respons yang lebih serius dari Presiden Joko Widodo.
"Saya ditanya, bagaimana wacana tersebut, kalau saya sangat setuju sekali," kata Nasir kepada Medcom.id, di Jakarta, Minggu, 21 Juli 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News