Terpilihnya Mamdani bukan hanya pergantian sosok di kursi pemerintahan, tetapi juga menandai arah baru dalam dinamika politik dan sosial New York. Ia berhasil mendapatkan dukungan kuat dari generasi muda dan komunitas minoritas berkat kampanyenya yang menekankan isu kesetaraan dan keadilan sosial.
Yuk kenalan lebih jauh dengan Zohran Mamdani. Berikut Berikut profil dilansir dari laman The Guardian.
Zohran Mamdani lahir dan besar di Kampala, Uganda, dari orang tua berdarah India kemudian pindah ke New York City bersama keluarganya pada usia tujuh tahun. Ia merupakan anak dari sineas Mira Nair dan profesor Mahmood Mamdani.
Ia pernah menempuh pendidikan di Bronx High School of Science, tempat ia turut mendirikan tim kriket pertama di sekolah tersebut. Pada 2014, ia lulus dengan gelar sarjana di bidang Africana Studies dari Bowdoin College, sekaligus mendirikan cabang pertama organisasi Students for Justice in Palestine di kampusnya.
Mamdani resmi menjadi warga negara Amerika Serikat melalui proses naturalisasi pada tahun 2018. Sebelum memasuki dunia politik, Mamdani bekerja sebagai pengorganisir komunitas dan konselor pencegahan penyitaan rumah yang membantu masyarakat menghadapi risiko kehilangan tempat tinggal.
Pada November 2020, ia terpilih menjadi anggota majelis negara bagian New York yang mewakili distrik ke-36 dan menjadi pria Asia Selatan pertama, orang Uganda pertama, dan salah satu dari tiga muslim yang pernah menjabat di majelis tersebut.
Dalam kehidupan pribadinya, Zohran Mamdani bertemu dengan Rama Duwaji, seorang seniman, ilustrator, dan pembuat keramik berdarah Suriah-Amerika lewat aplikasi kencan pada tahun 2021. Hubungan keduanya berlanjut serius hingga akhirnya mereka menikah dalam upacara sederhana di balai kota pada awal tahun ini.
Setelah kemenangannya dalam pemilihan pendahuluan wali kota Partai Demokrat pada 24 Juni 2025, Mamdani semakin mendapat perhatian publik. Sosoknya yang dikenal karismatik dan vokal soal isu keadilan sosial berhasil menarik dukungan dari para tokoh besar Partai Demokrat New York, seperti mantan Wakil Presiden Kamala Harris, Gubernur Kathy Hochul, dan Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries.
Pria berusia 34 tahun itu memanfaatkan media sosial seperti TikTok dan Instagram untuk mengunggah video-video kampanye yang ceria, lucu, namun tetap relevan. Strategi ini sukses menarik ribuan pemilih muda dan relawan baru untuk bergabung dengan Partai Demokrat.
Dalam kampanyenya, ia fokus pada isu-isu yang dekat dengan masyarakat seperti harga sewa dan kualitas hidup, perawatan anak, serta kebutuhan pokok. Selain itu, ia juga mendorong kebijakan progresif seperti kenaikan pajak bagi kalangan kaya dan perusahaan besar, serta pembekuan tarif sewa apartemen agar tetap terjangkau bagi warga.
Meski menghadapi tekanan besar termasuk ancaman dari Donald Trump yang berjanji akan mengerahkan Garda Nasional, menahan dana federal untuk New York hingga menyerang Mamdani di media sosial dan mengancam mendeportasinya, ia tetap teguh pada visinya yang berkomitmen mewujudkan kehidupan lebih layak dan terjangkau bagi warga New York sekaligus menyerukan akuntabilitas terhadap kebijakan Israel atas tindakan genosida di Palestina.
Kini, Zohran Mamdani resmi mencatat sejarah sebagai wali kota Muslim dan Asia Selatan pertama di New York yang disebut-sebut sebagai jabatan tersulit kedua di Amerika Serikat setelah presiden. (Syifa Putri Aulia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id