Baptiste Anse mahasiswa asal Prancis ikut pertukaran mahasiswa di Unesa. DOK Unesa

Cerita Baptiste Anse, Mahasiswa Asal Prancis Belajar di Unesa

Renatha Swasty • 30 Maret 2023 14:36

Jakarta: Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tak cuma menerima mahasiswa dari dalam negeri tapi juga luar negeri lewat program pertukaran mahasiswa. Salah satunya, mahasiswa asal Prancis, Baptiste Anse.

Anse merasa tertantang mempelajari bahasa Indonesia. Dia menilai gramatikalnya tidak terlalu sulit tapi juga tidak terlalu mudah.

Selama mengikuti program akademik di Fakultas Ilmu Pendidikan Unesa, Anse kagum dengan keramahan dan kesantunan masyarakat terutama mahasiswa Unesa sebagai representasi mahasiswa Indonesia yang dia temui.

Baginya, selain ramah, mahasiswa Indonesia juga suka bercanda untuk memecah suasana yang tegang. Hal ini dinilai bagus sehingga bisa mengurangi tekanan dan stres yang dialami baik saat di dalam kelas maupun luar kelas.

Dia juga memuji mahasiswa Indonesia yang bisa fokus berjam-jam mengikuti mata kuliah atau penyampaian materi dari dosen. “Mungkin sudah terbiasa sejak awal (sekolah dasar) sehingga mahasiswa yang kuliah berjam-jam dalam sehari masih bisa fokus mendengarkan penjelasan dosen,” ucap Anse dikutip dari laman unesa.ac.id, Kamis, 30 Maret 2023.

Anse mengaku suasana yang dia temui di Indonesia cukup berbeda dengan negara asalnya atau ketika dia berkunjung ke berbagai negara lain. Di Prancis, kata dia, sekolah dalam periode wajib belajar gratis alias dibiayai pemerintah.

Selain itu, cara belajarnya bisa berpindah-pindah lembaga pendidikan untuk mengembangkan minat dan bakat. Namun, tetap mengikuti seleksi ketat. Situasi pembelajaran juga hampir serupa dengan di Indonesia, yaitu guru atau dosen menekankan kedisiplinan kepada murid atau mahasiswanya.

Selain itu, pendidikan di Prancis dari tingkat dasar sampai tingkat menengah atas lebih menekankan pada pengembangan minat dan bakat ketimbang penguasaan materi pelajaran. Sehingga ketika masuk perguruan tinggi, siswa atau mahasiswa sudah tidak bingung memilih jurusan, karena sejak awal sudah diarahkan.

“Sebagai pendatang yang belajar di Indonesia, mungkin itu yang saya lihat perbedaan sekaligus keunikan di sini (Indonesia). Unik dan menarik bagi saya. Saya tidak bermaksud membandingkan mana yang baik, tetapi saya kira semuanya baik karena perbedaan latar belakang pendidikan termasuk budaya serta kebiasaan,” kata pria yang beprofesi sebagai jurnalis itu.