Direktur Pembinaan SMK, Kemendikbud, Muhammad Bakrun mengatakan, program bantuan teaching factory tidak terbatas untuk SMK negeri saja, melainkan juga untuk SMK swasta. Syarat terpenting adalah SMK calon penerima bantuan tersebut sudah memiliki potensi teaching factory.
"Misalnya, SMK itu sudah punya laboratorium atau bengkel, tapi masih belum layak, maka bantuan bisa digunakan untuk memperbaiki agar sesuai standar industri," jelas Direktur Bakrun.
Kemendikbud terus menyelaraskan kurikulum di SMK dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI) sebagai bagian dari agenda utama Revitalisasi SMK. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berharap semakin banyak SMK yang memanfaatkan teaching factory, agar dapat melatih siswa bekerja selayaknya profesional dengan produksi barang dan jasa yang sesuai standar DU/DI.
Baca: Seluruh Sekolah Wajib Terapkan Kurikulum 2013 Tahun Ini
Teaching factory nantinya akan menghasilkan produk atau jasa yang sesuai standar industri. "Kemudian itu bisa dijual dan menjadi bagian dari pemasukan sekolah juga. Setidaknya, anak-anak belajar memproduksi sesuai standar ,dan mengelola sebuah unit produksi," imbuh Muhadjir.
Program Revitalisasi SMK yang dimulai 2017 menyasar 219 sekolah di seluruh Indonesia. Sebanyak 114 SMK telah mendapatkan bantuan pengembangan teaching factory di 2017, sedangkan sisanya sebanyak 105 SMK direalisasikan pada tahun 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News