Guru besar FMIPA Universitas Indonesia (UI) Jatna Supriatna menerima penghargaan The Bosscha Medal 2023. DOK UI
Guru besar FMIPA Universitas Indonesia (UI) Jatna Supriatna menerima penghargaan The Bosscha Medal 2023. DOK UI

Guru Besar UI Prof. Jatna Raih Penghargaan Internasional The Bosscha Medal 2023

Renatha Swasty • 08 November 2023 13:07
Jakarta: Guru Besar Fakultas Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) Jatna Supriatna menerima penghargaan The Bosscha Medal 2023 dari Leiden-Delft-Erasmus Universities. Penghargaan diberikan atas dedikasi Jatna dalam penelitian ilmiah, pendidikan, dan kolaborasi internasional untuk memajukan konservasi alam dan perlindungan lingkungan.
 
Penghargaan diterima secara simbolik oleh Jatna pada konferensi internasional BRIN-LDE Academy 2023 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan pada Senin, 23 Oktober 2023. Penghargaan diberikan langsung oleh Dean of Leiden-Delft-Erasmus (LDE) Universities Alliance Prof. Wim van den Doel.
 
Jatna mengatakan penghargaan ini merupakan cambuk untuknya agar terus berkarya. Khususnya, menggabungkan keunggulan ilmiah dan pengajaran dengan dampak sosial yang kritis.

Hingga saat ini, Jatna telah menerbitkan 30 buku yang sebagian besar tentang keanekaragaman hayati dan lingkungan Indonesia. Dia juga telah menerbitkan lebih dari 180 artikel di jurnal internasional dalam ruang lingkup biologi konservasi, alam, primata, konservasi primata, herpetologi, dan lainnya.
 
Jatna juga tercatat telah menerbitkan dua buku yang masuk dalam daftar buku-buku lingkungan terlaris di Indonesia, yaitu Biologi Konservasi (Conservation Biology 2007) dan Menyelamatkan Alam Indonesia (Saving of Indonesia's Nature 2009).
 
Dia juga dianggap sangat berperan dalam menjaga dan meningkatkan hubungan antara UI dan Leiden University. Jatna bekerja sama dengan profesor di Belanda dalam berbagai penelitian dan membimbing mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Leiden University, khususnya program doktoral.
 
Jatna juga aktif berkontribusi pada summer/winter school programmes yang diselenggarakan oleh UI dan Leiden University. Pada kegiatan ini, mahasiswa dari kedua universitas bekerja sama dalam topik-topik yang berkaitan dengan konservasi dan keberlanjutan.
 
“Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, kita perlu memiliki generasi muda yang fokus pada nilai-nilai keanekaragaman hayati. Ke depannya, saya akan terus bekerja, melakukan riset, turun ke lapangan, mengajar, dan membimbing mahasiswa,” ujar Jatna dalam keterangan tertulis, Rabu, 8 November 2023.

Setumpuk penghargaan


Jatna telah banyak menerima penghargaan dari berbagai institusi dan universitas baik dalam maupun luar negeri. Pada Agustus 2023, ia menerima penghargaan internasional The Margot Marsh Award for Excellence Primate Conservation 2023 yang diserahkan secara langsung oleh Russell A. Mittermeier, Chief Conservation Officer organisasi Re:Wild dalam acara World Congress of Primatology di Malaysia.
 
Kemudian, pada 2017 ia menerima penghargaan Lifetime Achievement dari Conservation International di bidang Konservasi Keanekaragaman Hayati. Dia juga menerima Penghargaan Achmad Bakrie di bidang Sains atas komitmennya mengembangkan Biologi Lapangan dan Konservasi di Indonesia pada 2011.
 
Lalu, di 2010, Jatna menerima penghargaan Terry MacManus Award dari Amerika Serikat atas dedikasinya terhadap kesadaran lingkungan dan tindakan dalam melestarikan alam. Selanjutnya, pada 2009, ia juga menerima penghargaan Habibie Award dari Presiden Ke-3 Indonesia BJ Habibie atas pencapaian luar biasa dalam penelitian ilmu pengetahuan alam.
 
Jatna menerima penghargaan pertamanya pada 1999. Dia menerima penghargaan dari Pangeran Bernhard dari Belanda sebagai The Most Excellence Order of Golden Ark atas dedikasinya dalam bidang lingkungan hidup.
 
Berkat kecintaan dan dedikasi dalam bidang bidang biologi konservasi, nama Jatna telah diabadikan sebagai nama spesies primata tarsius baru dari Gorontalo, Sulawesi Utara, yaitu Tarsius supriatnai. Hal ini diberikan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh anggota World Conservation Union-IUCN SSC-Primate Specialist Group.
 
Selain itu, namanya juga diabadikan untuk nama spesies tokek terbang dari Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, dengan nama Draco supriatnai. Lalu, oleh peneliti Indonesia dalam sebuah survei di Taman Nasional Bali Barat, ditemukan jenis tokek baru yang dinamai dengan Bali Gecko (Cyrtodactylus jatnai).
 
Baca juga: Dorong Transformasi Layanan Kesehatan, UI Kerja Sama dengan Zhongshan Hospital

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan