Dalam pembukaan Rakernas Kemenristekdikti 2018 di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Nasir berharap Rakernas menghasilkan rekomendasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta pendidikan tinggi. Tujuannya mengantisipasi perubahan dunia yang kini dikuasai perangkat digital.
"Kebijakan strategis perlu dirumuskan dalam berbagai aspek mulai dari kelembagaan, bidang studi, kurikulum, sumber daya, serta pengembangan cyber university, risbang (riset dan pengembangan) hingga inovasi," ujar Nasir dalam keterangan tertulis, Jakarta, Rabu, 24 Januari 2018.
Menurutnya, ada lima elemen penting yang harus menjadi perhatian dan akan dilaksanakan oleh Kemenristekdikti untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0, yaitu:
1. Persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di perguruan tinggi seperti penyesuaian kurikulum pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal data Information Technology (IT), Operational Technology (OT), Internet of Things (IoT), dan Big Data Analitic, mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data literacy, technological literacy and human literacy.
2. Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap Revolusi Industri 4.0 dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan program studi yang dibutuhkan. Selain itu, mulai diupayakannya program cyber university, seperti sistem perkuliahan distance learning, sehingga mengurangi intensitas pertemuan dosen dan mahasiswa. Cyber cniversity ini nantinya diharapkan menjadi solusi bagi anak bangsa di pelosok daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi yang berkualitas.
3. Persiapan sumber daya manusia khususnya dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsif, adaptif, dan handal untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Selain itu, peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.
4. Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0 dan ekosistem riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas riset dan pengembangan di perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan (litbang), lembaga pemerintah non-kementerian (LPNK), industri, dan masyarakat.
5. Terobosan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas industri dan meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang hadir dalam rakernas tersebut mengakui kemajuan suatu negara untuk mengejar ketertinggalan sangat tergantung pada faktor pendidikan, kualitas institusi, dan kesediaan infrastruktur.
"Pertemuan ini sangat penting untuk membangun fondasi kemajuan bangsa Indonesia. Karena di tangan pimpinan perguruan tinggi sumber daya manusia, riset dan inovasi dikelola," tuturnya.
Anggaran Pendidikan Indonesia pada 2018 sendiri sebanyak Rp444,13 triliun. Anggaran yang sebanyak 20 persen digelontorkan dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu, jelas dia, merupakan suatu pemihakan yang nyata bagi pendidikan dan riset Indonesia.
Sri Mulyani menegaskan dunia pendidikan menjadi garis terdepan di era digital. Perguruan tinggi, katanya, harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
"Perguruan tinggi harus mampu merespon kebutuhan masyarakat yang saat ini sudah banyak melakukan kegiatan pembelajaran secara online, sehingga perguruan tinggi tidak ditinggalkan atau harus tutup. Dunia cepat berubah, kita harus mampu cepat adaptif dengan tetap menjaga karakter Indonesia," pungkas Sri Mulyani.
Revolusi Industri 4.0 merupakan era teknologi informasi menjadi basis dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited), karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin.
Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang iptek dan pendidikan tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News