Jumlah itu pun baru mencapai 20 persen dari target vaksinasi guru dan tenaga kependidikan yakni 5,5 juta orang. Plt Direktur Jendral Kesehatan Masyarakat (Dirjen Kesmas) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kartini Rustandi mengatakan sangat sulit untuk mempercepat proses vaksinasi guru dan tenaga kependidikan. Hal itu disebabkan masih langkanya keberadaan vaksin.
"Tentu upaya sebagaimana yang kita rencanakan (vaksinasi guru dan tendik selesai Juni 2021), kita akan mengupayakan, kita tahu vaksin itu barang langka di dunia ini," kata Kartini dalam webinar Bincang Pendidikan, Kamis 8 April 2021.
Hal itulah yang membuat proses vaksinasi saat ini berjalan lambat. Meski begitu dia tetap yakin target dapat dicapai mengingat adanya peningkatan jumlah guru dan tenaga kependidikan yang divaksinasi setiap harinya.
"Gimana vaksinasinya, memang kalau ditanya jumlahnya, itu meningkat, tapi tidak bisa berlari (kecepatan vaksinasi)," imbuhnya.
Baca juga: Update Vaksinasi, Baru 284.689 Guru Terima Vaksin Dosis Kedua
Kata dia, banyak negara yang saat ini bahkan belum mendapatkan vaksin. Indonesia dikatakan beruntung karena telah mendapatkan vaksin.
"Beberapa negara ada yang belum bisa terima vaksin. Indonesia sudah dapat, tapi tentu jumlahnya belum sesuai harapan, karena tentu kita prioritaskan kelompok-kelompok yang memang (butuh), seperti petugas kesehatan tiap hari berhadapan dengan orang sakit. Selanjutnya petugas publik, guru termasuk," kata dia.
Selain itu, faktor lain lambatnya vaksinasi adalah kondisi kesehatan penerima vaksin yang berbeda-beda. Oleh karenanya, vaksinasi terpaksa ditunda bahkan dihentikan.
"Dalam pelaksanaan, namanya tubuh manusia tidak bisa 100 persen sama. waktu jadwal vaksinasi mungkin lagi sakit, tensi naik, sehingga ada keterlambatan, tapi secara prinsip kita akan coba upayakan sebelum tahun ajaran dimulai (Juli), kita upayakan hampir semuanya (tervaksinasi)," pungkas Kartini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News