"Mayoritas atau 99,7 persen responden terdiri dari 77,9 persen menjawab sangat bermanfaat dan 21,8 persen bermanfaat bagi perguruan tinggi," kata Direktur Eksekutif ASI, Ali Rif'an dalam Silaturahmi Merdeka Belajar episode 17, Kamis, 9 Desember 2021.
Sementara yang menjawab kurang bermanfaat dan tidak bermanfaat, tidak ada sama sekali. Adapun 0,3 persen siswanya menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. Competitive fund sendiri merupakan insentif bagi perguruan tinggi untuk menciptakan jati diri dan spesialisasi.
Responden dari survei competitive fund ini ialah 125 pimpinan perguruan tinggi dan 25 dosen. Survei dilakukan dari tanggal 10-24 November 2021. Kemudian pada survei matching fund, mayoritas responden turut menyatakan jika kebijakan tersebut bermanfaat. 66,2 persen menyatakan sangat bermanfaat dan 32,9 persen menyatakan bermanfaat.
"Dengan begitu mayoritas 99,1 persen reponden menyatakan jika program dana padanan (matching fund) ini bermanfaat bagi perguruan tinggi," lanjut Ali.
Baca juga: Nadiem: Kampus Merdeka Beri Kebebasan Dosen Tentukan Model Riset
Dari survei matching fund, diketahui juga jika 0,3 persen responden menjawab kurang bermanfaat, Sedangkan sisanya 0,5 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. Matching fund sendiri ialah insentif bagi yang bakal memadupadankan kegiatan perguruan tinggi dengan industri.
Responden dari survei matching fund ini ialah 400 dosen. Survei dilakukan dari tanggal 10-24 November 2021.
Lebih lanjut, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek, Aris Junaidi menyatakan senang dengan hasil survei tersebut. Menurutnya survei ini bisa memberi gambaran jika dua program tersebut berjalan baik.
"Kita ikut senang dengan hasil survei ini, program ini hampir dua tahun berjalan, dari responnya luar biasa," tutup Aris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News