Penerima beasiswa S3 Queen’s University Belfast, Northern Ireland, United Kingdom (UK), Taufiq Effendi, mengaku terhambatnya pencairan ini sudah terjadi beberapa bulan lalu. Dia menyebut banyak kasus serupa dialami mahasiswa penerima BPI lainnya di UK.
"Saya sudah telat dua bulan dan ini sudah ramai beberapa bulan yang lalu," kata Taufiq kepada Medcom.id, Selasa, 13 Agustus 2024.
Dia mengaku dana yang belum cair adalah biaya hidup. Hal itu membuat ia serta istri dan anaknya sedikit kesulitan.
"Sebagian, rata-rata ya memang belum cair biaya hidupnya. Yang baru cair itu bahkan cuma tunjangan keluarga. Yang 25 persen kan living allowance yang besar itu bahkan belum," ungkap dia.
Ia berharap persoalan ini bisa diselesaikan dengan baik. Terlebih, saat ini UK tengah mengalami inflasi yang sangat tinggi.
Ketua Balai Pembiayaan Pendidikan Tinggi (BPPT) Kemendikbudristek, Anton Rahmadi, memohon maaf atas keterlambatan ppencairan.
“Tanggal 19 Juni 2024, sistem monitoring perkembangan studi BPI terdampak akibat serangan ke Server Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika, sehingga sistem kami tidak dapat diakses dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya,” ujar Anton.
Anton menyebut sistem pulih pada tanggal 8 Juli dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) dan internal BPPT dan mulai dapat diakses penerima beasiswa supaya mereka bisa melengkapi data yang kurang lengkap.
“Tanggal 15-25 Juli penerima beasiswa sudah dapat mengajukan laporan perkembangan studi sebagai dasar pencairan dana hidup bulanan. Kami berupaya penerima beasiswa segera menerima dana hidup bulanan secepatnya,” ujar Anton.
Dia mengeklaim pihaknya memulihkan sistem lebih cepat dari target yang diberikan pemerintah sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kepada masyarakat. Anton mengatakan proses pemulihan perlu melengkapi kembali data yang mismatch.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada penerima beasiswa atas kerja sama dalam pemulihan data dimaksud,” tutur dia.
Anton mengakui sistem yang digunakan BPPT sebagai server dan sistem pencairan keuangan LPDP berbeda. BPPT menempatkan servernya di PDNS sehingga terkena serangan siber. Adapun sistem pencairan keuangan di LPDP tidak ikut terdampak serangan.
Anton menyebut BPI sudah mempunyai setidaknya 10.000 penerima beasiswa. Menanggapi pertanyaan mengenai pengelolaan BPI, Anton mengatakan:
“Telah melakukan berbagai upaya agar dapat memberikan pelayanan maksimal. Termasuk menambah pegawai, melakukan koordinasi yang rutin dengan LPDP, berkomunikasi dengan penerima beasiswa dan melakukan standarisasi service level agreement pengelolaan beasiswa,” sebut dia.
Anton tidak menanggapi pertanyaan soal klaim penerima beasiswa BPI yang menyebut pencairan dana hidup sudah sering telat sebelum peretasan PDN.
Baca juga: Peretasan PDNS 2 Bikin Pencairan Beasiswa BPI Tertunda, Mahasiswa di Eropa Menjerit |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News