Ilustrasi kuliah. Medcom
Ilustrasi kuliah. Medcom

Intip 9 Dosen dan Guru Besar Diaspora Indonesia yang Mengajar di Kampus Luar Negeri

Medcom • 14 November 2023 11:34
Jakarta: Kualitas pendidikan di sejumlah kampus luar negeri terkenal sangat baik. Hal itu membuat banyak pelajar Indonesia ingin melanjutkan studi ke luar negeri.
 
Namun, sembilan orang ini tidak hanya melanjutkan studi di luar negeri. Mereka bahkan berhasil menjadi bagian dari sistem pendidikan yang disebut sangat baik di mata dunia tersebut.
 
Berikut deretan diaspora Indonesia yang menjadi dosen hingga guru besar di kampus luar negeri dikutip dari Instagram @titiknolenglish:

Diaspora Indonesia yang mengajar di luar negeri

1. Nadirsyah Hosen, Dosen Hukum di Monash University

Nadirsyah Hosen merupakan lulusan S1 IAIN Syarif Hidayatullah (saat ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Hosen meraih dua gelar S2 sekaligus, yakni Master of Arts di University of New England dan Master of Laws di University of Northern Territory.

Kemudian, Hosen melanjutkan dua studi S3, yaitu Ilmu Hukum di University of Wollongong dan Hukum Islam di National University of Singapore. Kini dia adalah dosen hukum di Monash University.

2. Ariel Heryanto, Herb Feith Professor di Monash University

Ariel Heryanto adalah Herb Feith Profesor untuk Studi Indonesia di Monash University sejak awal tahun 2017.
 
Selain itu, Ariel juga merupakan salah satu guru besar di School of Culture, History and Language di The Australian National University (ANU).
 
Ariel juga terdaftar sebagai dosen senior di beberapa kampus top lainnya di Australia, seperti Melbourne University dan National University of Singapore.

3. Benny Eko Tjahjono, Professor of Supply Chain Management di Coventry University

Benny Eko Tjahjono adalah salah satu profesor asal Indonesia yang memiliki rekam jejak riset yang sangat baik. Benny pernah memenangkan sejumlah hibah penelitian dari berbagai lembaga pendanaan asing, salah satunya yakni Engineering & Physical Research Council (EPSRC).

4. Sumanto Al Qurtuby, Dosen Antropologi di King Fahd Petroleum University

Sumanto Al Qurtuby menyelesaikan studi S3 di Boston University dengan spesialisasi Antropologi Islam dan Masyarakat Muslim.
 
Sebelum menjadi dosen antropologi di King Fahd Petroleum University, ia mengajar di University of Notre Dame dan Boston University.
 
Ia telah menerima beberapa beasiswa penelitian dan pengajaran, seperti dari University of Notre Dame, National University of Singapore, Mennonite Central Committee, Kyoto University, National Science Foundation (USA), Earhart Foundation (USA), dan University of Oxford.

5. Sulfikar Amir, Dosen Tetap di Nanyang Technological University

Sulfikar Amir menyelesaikan studi S3 di Rensselaer Polytechnic Institute (RPI). Ia merupakan seorang peneliti aktif yang telah menerbitkan puluhan jurnal pendidikan internasional.
 
Saat ini, Sulfikar adalah dosen tetap di School of Sciences, Nanyang Technological University, khususnya di bidang Science, Technology, dan Society.

6. Ismail Fajrie Alatas, Dosen Sejarah dan Antropologi di New York University

Ismail Fajrie merupakan dosen bidang Sejarah dan Antropologi di New York University. Ia juga merupakan suami dari politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany.
 
Ismail menyelesaikan studi S2 bidang Sejarah di National University of Singapore. Kemudian, ia meraih gelar Doktor bidang Sejarah dan Antropologi di University of Michigan.

7. Ken Kawan Soetanto, Profesor di Waseda University

Ken Kawan Soetanto adalah profesor asal Surabaya bidang Pendidikan dan Sains di Waseda University. Ken meraih empat gelar S2 di Jepang, yaitu Engineering, Medicine, Pharmaceutical Science, dan Education.

8. Nelson Tansu, Dosen Fakultas Teknik di Lehigh University

Nelson Tansu tercatat sebagai salah satu profesor termuda di Amerika. Ia telah berhasil mendapatkan 11 penghargaan dan tiga hak paten atas penelitiannya.
 
Sebelumnya, ia merupakan salah satu penerima beasiswa Bohn’s Scholarships untuk berkuliah di University of Wisconsin-Madison.

9. Agus Pulung Sasmito, Profesor Teknik Pertambangan di McGill University

Agus Pulung Sasmito adalah seorang pria asal Wonosobo, Jawa Tengah. Ia adalah lulusan Teknik Fisika di Universitas Gadjah Mada (UGM).
 
Kemudian, ia berhasil mendapatkan beasiswa ASEAN University Network untuk melanjutkan studi hingga jenjang S3 jurusan Teknik Mesin di National University of Singapore.
 
Itulah diaspora Indonesia yang berhasil menjadi dosen dan guru besar di sejumlah kampus luar negeri. Keren ya! (Ajeng Putri Yuwono)
 
Baca juga: Top Banget! 4 Orang Indonesia Ini Jadi Profesor di Jepang

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan