Ilustrasi guru. DOK Istimewa
Ilustrasi guru. DOK Istimewa

Sejarah Hari Guru Nasional 25 November, Begini Awal Mulanya

Muhammad Syahrul Ramadhan • 23 November 2023 10:39
Jakarta: Setelah pada 5 Oktober kemarin memperingati Hari Guru Sedunia, pada 25 November di Indonesia akan memperingati Hari Guru Nasional. Simak yuk sejarah Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November.

Kapan Hari Guru Nasional

Setiap tanggal 25 November Indonesia memperingati Hari Guru Nasional. Penetapan Hari Guru Nasional ini  berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994.
 
Peringatan Hari Guru Nasional pada 25 November setiap tahunnya ini juga bertepatan dengan hari lahirnya PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Itulah kenapa Hari Guru Nasional ini lekat dengan PGRI.

Sejarah Hari Guru Nasional

Sejarah Hari Guru Nasional ini erat kaitannya dengan perjuangan guru di era Hindia-Belanda. Di mana saat itu terjadi kesenjangang upah akibat kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang membagi strata sosial pada guru.
 
Guru bumiputera yang berasal dari kalangan biasa, seperti pedagang, petani, atau pegawai mendapat upah kecil. Selain itu, ijazah juga mempengaruhi upah yang diterima oleh guru.
 
Rata-rata guru berpangkat tinggi berasal dari lulusan sekolah khusus orang Eropa yang biasanya hanya bisa dimasuki oleh kalangan priyayi atau bangsawan berkedudukan tinggi. Berikut daftar upah guru pada masa kependudukan Belanda:
  1. F70-F250 (gulden) per bulan – Guru lulusan Hogere Kweekschool (HKS) atau Hollands Inlands Kweekschool (HIK)
  2. F75-150 per bulan – Guru lulusan Pendidikan Keguruan (Kweekschool), biasanya menjabat sebagai Kepala Sekolah Kelas Satu atau Guru Sekolah Kelas Satu
  3. F130 per bulan – Guru lulusan Hoofdacte
  4. F125 per bulan – Guru lulusan Europese Kweekschool
  5. F30-45 per bulan – Guru lulusan Sekolah Guru (Normaalschool)
  6. F20-30 per bulan – Guru bantu Sekolah Kelas Dua lulusan Kursus Bantu
  7. F7,50 per bulan – Guru lulusan Sekolah Desa.

Kesenjangan ini kemudian memantik Raden Mas Ngabehi Dwidjosewojo – guru kalangan priyayi untuk membentuk organisasi yang menaungi guru, yaitu PGHB atau Perserikatan Guru Hindia Belanda. PGBH ini didirikan pada 1912 dan nantinya menjadi cikal bakal lahirnya PGRI di era kemerdekaan Republik Indonesia.

Hingga pada 1930-an, PGHB berusaha kembali dengan bergabung bersama Persatuan Vakbonden Pegawai Negeri (PVPN) – perpustakaan serikat pekerja pegawai negeri di luar pengaruh partai politik lainnya.
 
Bersama dengan PVPN, PGHB terus memperjuangkan nasib pendidik di bumiputera dengan berserikat dengan organisasi pergerakan lainnya, seperti Budi Utomo, Sarekat Amob, Pasundan, Kaum Betawi, Jong Celebes, dan Sarekat Sumatera untuk menentang penghematan besar-besaran terkait bidang pengajaran pemerintah Hindia Belanda.
 
Baca juga: Intip Tema dan Logo Hari Guru Nasional 2023

Terbentuknya Persatuan Guru Indonesia
 
Bergantinya nama PGHB menjadi Persatuan Guru Indonesia atau PGI. Pergantian nama ini dilakukan setelah bergabung bersama organisasi pergerakan nasional, pada 1933, 
 
Perubahan nama PGHB menjadi PGI kemudian membuat pemerintah Hindia-Belanda khawatir. Ini lantara adanya bahasa “Indonesia” pada nama organisasi tersebut dianggap menunjukkan semangat nasionalisme yang mengkhawatirkan Hindia-Belanda.
 
Peran PGI memajukan pendidikan 
 
PGI secara konsisten mengupayakan kemajuan pendidikan di Indonesia, salah satunya melalui Kongres PGI yang diadakan tiap tahun. Melalui kongres PGI ke-25 di Madiun pada 25-26 November 1936, PGI menentang keputusan pemerintah untuk memindahkan kegiatan pengajaran dari tangan pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
 
Tentunya, hal ini dilatarbelakangi dengan kondisi perlengkapan pengajaran yang tidak memadai serta PGI khawatir pemerintah daerah tidak dapat melaksanakan sistem pengajaran yang kompleks yang nantinya akan berakibat pada kemunduran pendidikan masyarakat Indonesia.
 
Selain itu, PGI juga merumuskan adanya sistem wajib belajar bagi masyarakat pada kongres ke-26nya di Bandung, serta menuntut adanya perbaikan upah guru dan keuangan daerah kepada Pemerintah Hindia Belanda pada kongres ke-27 di Malang.
 
Gerakan PGI mengalami kemunduran ketika Jepang mulai menduduki wilayah Indonesia lantaran pemerintah Jepang melarang segala bentuk organisasi atau pergerakan Indonesia serta menutup sekolah dan institusi pendidikan di Tanah Air.
 
Lahirnya PGRI dan Awal Mula Hari Guru Nasional
 
Kemudian, situasi berangsur mengalami perubahan sejak proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 di mana hal ini menggerakkan guru serta tenaga pendidik lainnya untuk mengadakan kembali Kongres Guru Indonesia pada 24-25 November 1945 di Surakarta.
 
Dalam kongres ini, guru sepakat menghilangkan strata sosial guru. Seratus hari pasca kemerdekaan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) terbentuk.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(RUL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan