Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, dan Direktur Eksekutif Maarif Institute, Andar Nubowo. Foto: Institut Leimena
Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, dan Direktur Eksekutif Maarif Institute, Andar Nubowo. Foto: Institut Leimena

Pendidikan Punya Peran Strategis Bentuk Pemuda Berpemikiran Tingkat Tingggi

Citra Larasati • 26 Oktober 2024 15:16
Jakarta:  Pemuda sebagai agen-agen perubahan, perlu memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (high-order thinking). Untuk itu peran pendidikan menjadi sangat penting dalam membentuk kemampuan berpikir analitis, evaluatif, bahkan kreatif tersebut.
 
Institut Leimena bersama Maarif Institute, dan 30 lembaga lainnya, telah mengadakan program Literasi Keagamaan Lintas Budaya yang memprioritaskan para guru dan pendidik lainnya untuk memperkuat kompetensi mereka sehingga diharapkan bisa meningkatkan kemampuan berpikir guru yang analitis, evaluatif, dan kreatif. 
 
Program Literasi Keagamaan Lintas Budaya menekankan pada pengembangan kompetensi agar mampu mengatasi masalah prasangka dan stereotip negatif terhadap orang yang berbeda agama, kepercayaan, atau bahkan berbeda budaya dari kita. Pada akhirnya, masyarakat berani dan mampu membangun kerja sama dengan orang-orang yang berbeda tersebut, tanpa khawatir kita akan kehilangan identitas kita masing-masing yang unik. 

“Inilah Bhinneka Tunggal Ika yang sesungguhnya. Berbeda tetapi tetap satu. Satu tetapi tetap berbeda,” kata Direktur Eksekutif Institut Leimena Matius Ho dalam Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya dalam rangka Hari Sumpah Pemuda yang diadakan Institut Leimena bekerja sama dengan Maarif Institute, Jumat malam, 25 Oktober 2024.
 
Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Maarif Institute, Andar Nubowo, mengatakan teladan Sumpah Pemuda tetap relevan untuk terus digelorakan dan diwujudkan dalam dunia yang terpolarisasi. Invansi digital dan teknologi internet menjadi kendaraan bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan ujaran kebencian, kabar palsu, dan berita bohong untuk memecah belah rasa kebangsaan dan kemanusiaan. 
 
Andar menegaskan, kemerdekaan Indonesia tidak akan pernah terwujud jika sesama anak bangsa Indonesia terjebak pada identitas primordial dan kultural masing-masing. Sumpah Pemuda menjadi konsensus pertama dalam sejarah bangsa Indonesia untuk bersatu dan bekerja sama membangun dan mewujudkan imajinasi kemerdekaan dan kebangsaan Indonesia.
 
“Untungnya, keragaman bangsa Indonesia itu tidak menghambat kolaborasi dan sinergi, tetapi justru menjadi modal intelektual, sosial, dan politik untuk membina-bangun dan mewujudkan cita-cita bersama, yakni Indonesia merdeka, adil, makmur dan aman sentosa,” kata Andar.
 
Andar menambahkan peristiwa yang terjadi hampir 1 abad silam memberikan keteladanan luhur bagi semua pihak, putra-putri bangsa Indonesia dan juga masyarakat global, bahwa persatuan dan kebersamaan dapat menggerakan inisiatif baik untuk menghalau persoalan kemanusiaan.
 
“Dunia digital perlu diisi dan direbut oleh energi dan inisiatif baik, seperti pada webinar kita malam ini, yang dihadiri lebih dari 2.200 orang dari berbagai negara, untuk terus menyuarakan dan mempromosikan sinergi dan kolaborasi dalam mempromosikan literasi keagamaan lintas budaya,” kata Andar.
 
Kerja sama program Literasi Keagamaan Lintas Budaya antara Institut Leimena dan Maarif Institute telah diadakan sejak Oktober 2021, sebagai kelas perdana Literasi Keagamaan Lintas Budaya yaitu program internasional peningkatan kapasitas guru-guru madrasah dan sekolah. Sampai Oktober 2024, kelas pelatihan LKLB telah dilaksanakan 58 kali dengan total alumni yang lulus sebanyak 9.160 guru dan pendidik lainnya dari 37 provinsi di Indonesia dari kalangan Islam, Kristen, Buddha, Hindu, dan sebelum tahun ini berakhir akan dilaksanakan kelas perdana untuk guru-guru agama beragama Konghucu.
 
Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya ini menghadirkan lima panelis yaitu Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan Masjid Istiqlal, Dr. Farid F. Saenong, Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Riandy Prawita, Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho, Kepala Biro Beijing Antara News, Desca Lidya Natalia, dan Senior Fellow Comparative Religion di Jackson School of International Studies, University of Washington, Dr. Chris Seiple.
 
Baca juga: Pemuda di Era Digital Harus Punya Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan