Isom menyebut pendekatan ini digunakan untuk menjaga objektivitas penilaian. Hal ini sejalan dengan semangat penggunaan Computer Based Test (CBT) dalam SNPDB agar proses seleksi benar-benar berjalan objektif sesuai kriteria penilaian dan standar yang diterapkan Kementerian Agama.
“Harapannya adalah siswa yang lolos seleksi merupakan siswa terbaik dan berkompeten yang tersebar dari seluruh Indonesia. Tidak hanya menjaring siswa yang memenuhi kualifikasi yang diinginkan tetapi juga diidentifikasi karakteristik kepribadian dari masing-masing calon siswa,” ujar Isom dikutip dari laman kemang.go.id, Jumat, 11 Maret 2022.
Isom menjelaskan pengolahan hasil SNPDB melibatkan dua perguruan tinggi, UIN Sunan Ampel Surabaya dan UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang. UIN Surabaya bertugas sejak proses pengunduhan dan kompilasi data peserta, baik identitas maupun hasil ujian. Sementara itu, proses skoring diserahkan sepenuhnya ke tim psikometri UIN Malang di bawah koordinator Ali Ridho.
Dia menuturkan proses di UIN Surabaya maupun UIN Malang menggunakan metode blind case. Artinya, tim di kedua kampus tersebut tidak mengetahui identitas lengkap peserta.
Identitas peserta disembunyikan atau disimpan oleh tim dari Kementerian Agama agar tidak terjadi bias. Cara ini untuk menjaga kredibilitas dan conflict of interest penyelenggaraan SNPDB, sehingga hasilnya bisa dipertanggungjawabkan.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah bekerja keras dalam pelaksanaan proses seleksi, terutama inovasi-inovasi dari Tim Ahli UIN Sunan Ampel Surabaya dalam proses seleksi berbasis CBT ini, karena integritas dan kredibilitas dari SNPDB semakin diakui oleh masyarakat luas sehingga dapat mengubah wajah madrasah di tengah masyarakat,” ujar Isom.
Ketua Tim Ahli SNPDB 2022 Kusaeri melaporkan 21.858 siswa mendaftar SNPDB 2022. Jumlah ini meningkat siginifikan dibandingkan dengan tahun lalu. Tingkat partisipasi peserta yang ikut ujian tahun ini mencapai 91,25 persen atau meningkat 1 persen diabandingkan dengan 2021.
Kusaeri memastikan, proses seleksi, sejak awal hingga proses pengolahan data berlangsung adil, valid, dan rahasia. Penilaian tak cuma kemampuan akademik atau kecerdasan kognitif, tetapi juga pada aspek kecerdasan emosional.
Hal ini dharapkan dapat menjaring calon-calon siswa yang siap menyongsong Madrasah Mandiri Berprestasi. Hal ini dilakukan karena peserta yang diterima nantinya akan diasramakan, sehingga kecerdasan sangat dibutuhkan selama berinteraksi.
Baca: Kemenag Soroti Rendahnya Minat Lulusan Madrasah Aliyah Masuk ke PTKIN
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News