Ilustrasi UTBK di Unpad. Foto: Unpad
Ilustrasi UTBK di Unpad. Foto: Unpad

Kecurangan UTBK-SNBT 2025, Peserta Ketahuan Bikin Kartu Ujian Pakai AI

Ilham Pratama Putra • 27 Mei 2025 13:08
Jakarta: Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) kembali menemukan modus kecurangan baru dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2025.  Di mana ditemukan peserta ujian membuat kartu ujian dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI).
 
"Menggunakan rekayasa AI, dengan mengkamuflase dari mulai kartu peserta dan sebagainya," tutur Ketua Umum Panitia SNPMB, Eduart Wolok di Gedung D Kemendiktisaintek, Selasa 27 Mei 2025.
 
Namun, hal itu pun cepat diantisipasi. Panitia di pusat UTBK, kata dia, melakukan pemeriksaan yang jeli terhadap peserta tersebut.

"Tetapi kan di kartu peserta itu kan kita memiliki barcode. Jadi ketika kita bisa melakukan deteksi dari barcode dan kartunya ternyata tidak sesuai," tutur dia.
 
Pun pihaknya sebenarnya telah menanamkan kode-kode khusus terhadap soal yang dicocokkan dengan peserta yang akan mengerjakan soal tersebut. Hal ini dapat menghindari pengerkaan soal oleh joki ataupun pemindahan peserta dengan kartu ujian yang dibuat dengan AI.
 
"Jadi misalnya ada peserta menyampaikan kartunya bahwasannya dia ujian di pusat UTBK A gitu. Dia tidak sadar bahwasannya kita memiliki kode, baik di penomoran maupun barcode itu yang ternyata menyatakan bahwasannya dia tidak ada di pusat A, tetapi di pusat lainnya gitu. Jadi ini bentuk-bentuk dari standar operasional kita untuk melakukan mitigasi terhadap kecurangan," sebut dia.
 
Baca juga:  Peserta UTBK-SNBT 2025 Bayar Ratusan Juta, Dijanjikan Lulus di Prodi Kedokteran

Pihaknya mencatat, terdapat ratusan kecurnagan sepanjang Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2025. Kecurangan itu ditemukan pada berbagai pusat UTBK saat pelaksanaan tes.
 
"Kalau total pelanggaran dari peserta, itu diratusan. Tersebar ya (di berbagai universitas). Baik yang ada di Sumatra, di Jawa, di Kalimantan, bahkan sampai di Papua, di Sulawesi itu ada upaya-upaya kecurangan," kata Eduart.
 
Ia menjelaskan terdapat berbagai modus kecurangan yang dilakukan. Mulai dari penyebaran soal melalui rekaman dengan kamera tersembunyi dan handphone hingga membangun jejaring pengerjaan soal dari luar pusat UTBK.
 
"Makanya kita katakan tadi, kalau kita mesinyalir saat ini, itu ada kecurangan yang dalam bentuk jejaring dan terstruktur," tutur dia.
 
Peserta yang melakukan kecurangan seluruhnya didiskualifikasi. Namun ada pula beberapa kasus yang harus diselesaikan melalui aparat penegak hukum.
 
"Yang memang itu kita butuhkan teman-teman dari aparat hukum untuk bisa menindaklanjuti dengan lebih detail ya. Karena memang kita memiliki keterbatasan akses untuk itu," jelasnya.
 
Untuk kasus yang diserahkan ke kepolisian, Eduart menerangkan sudah ada kasus kecurangan yang di proses. Misalnya kasus yang terjadi di Universitas Hasanuddin, Makassar.
 
"Kalau misalnya kemarin itu laporan resmi di Universitas Hasanuddin ya, itu sudah kurang lebih ada 10 orang yang sudah diproses, bahkan sudah ada yang ditahan. Itu yang jaringan, yang sudah dilaporkan yang berjaringan," terangnya.
 
Pihaknya mengaku jika kasus kecurangan terus mendapat perhatian. Tiap UTBK menjadi bahan evaluasi setiap tahunnya.
 
"Pihak Panitia SNPMB itu berusaha untuk terus melakukan peningkatan, monitoring, evaluasi. Dan memang di tahun ini kita mensinyalir sejak awal, ada anomali-anomali data yang kita curigai dan itu kita lakukan investigasi lebih lanjut sehingga kita temukan seperti ini. Tetapi memang terlihat dengan jelas bahwasannya tahun ini upaya kecurangan itu memang terlihat lebih terstruktur, lebih masif," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan