Anggrek langka Dendrobium capra J.J.Smith temuan tim mahasiswa UGM. DOK UGM
Anggrek langka Dendrobium capra J.J.Smith temuan tim mahasiswa UGM. DOK UGM

Tim Mahasiswa UGM Selamatkan Anggrek Langka di Gunungkidul

Renatha Swasty • 07 Agustus 2024 10:43
Jakarta: Sejumlah mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) menyelamatkan anggrek langka Dendrobium capra J.J.Smith di Gunungkidul, Yogyakarta. Anggrek ini tercatat berada dalam status Appendix II dalam CITES dan Endangered atau terancam punah dalam International Union for Conservation of Nature (IUCN).
 
Kurangnya perhatian terhadap anggrek ini menyebabkan Dendrobium capra mengalami penurunan populasi yang cukup signifikan. Meski begitu, terdapat satu populasi Dendrobium capra yang baru ditemukan berada di wilayah hutan produktif di Gunungkidul, sebuah wilayah yang rawan terhadap intervensi manusia.
 
“Sekaligus ini new record karena baru ditemukan di wilayah Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta beberapa waktu lalu”, ujar salah satu mahasiswa Akmal Bunyamin dikutip dari laman ugm.ac.id, Rabu, 7 Agustus 2024.

Akmal menuturkan timnya melakukan penelitian dengan studi populasi anggrek Dendrobium capra sebagai upaya pemantauan eksistensi anggrek ini di habitat aslinya. Tim juga melakukan konstruksi DNA barcoding pada spesies ini untuk memudahkan proses identifikasi.
 
“Ini dikarenakan sulitnya membedakan antarspesies Dendrobium hanya dengan pengamatan morfologinya saja, karenanya kita juga menyediakan barcode sebagai identitas Dendrobium capra pada database," beber dia.
 
Akmal mengatakan survei studi populasi anggrek ini dilakukan di hutan kecil yang berlokasi di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul yang berada pada ketinggian 192-211 mdpl yang tergolong sebagai dataran rendah. Pada populasi tersebut, ditemukan sebanyak 103 individu Dendrobium capra yang hidup secara epifit menempel pada pohon mahoni (Swietenia sp.) dan pohon jambu air (Syzygium sp.).
 
Dia menyebut dengan penelitian ini, anggrek Dendrobium capra dapat diselamatkan dari ancaman kepunahan dengan memantau kondisi di habitat alaminya. “Data ini juga dapat digunakan untuk menyusun strategi konservasi lebih lanjut,” ungkap dia.
 
Akmal menuturkan produk barcode dapat disetorkan ke basis data genetik publik seperti The National Center for Biotechnology Information (NCBI) sebagai identitas resmi Dendrobium capra secara molekuler. Hal ini penting karena sekuens tersebut belum tersedia dalam database dan diperlukan untuk memudahkan proses identifikasi Dendrobium capra yang semakin langka.
 
“Kita berharap dengan adanya penelitian ini dapat menjadi salah satu upaya dalam melestarikan biodiversitas Indonesia khususnya anggrek Dendrobium capra sebagai salah satu puspa pesona Indonesia agar tidak mengalami kepunahan”, imbuhnya.
 
Tim PKM-RE yang kesemuanya mahasiswa Fakultas Biologi UGM ini menamakan diri mereka Tim PKM-RE D’caprangers. Tim beranggotakan Akmal Bunyamin (angkatan 2021), Syafira Nurul Aisya (angkatan 2021), Astrid Rayna Afandi (angkatan 2022), Nimas Sukma Puspita (angkatan 2022), dan Dary Saka Fitrady (angkatan 2023).
 
Tim PKM-RE D’caprangers mendapat bimbingan dari Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M. Agr. Sc., dan tim dalam penelitiannya mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek RI.
 
Baca juga: IPB Punya 3 Anggrek Jenis Baru, Salah Satunya Dinamakan Rektor IPB Arif Satria

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan