Menurut Presiden Direktur KPM, Ridwan Hasan Saputra, peserta yang mengikuti kompetisi ini mencapai 1.000 orang dari 34 negara di lima benua. "KPM dipercaya untuk menjadi tuan rumah lomba ini oleh Executive Board Committee di Taiwan. Sebenarnya IMC itu tugasnya negara, tugas Kemendikbud, tapi di tahun ini panitianya memilih saya (KPM) bukan Kemendikbud," jelas Ridwan, di Jakarta, Jumat, 28 Februari 2020.
Ridwan menjelaskan, bahwa KPM adalah lembaga pendidikan nonpemerintah. KPM merupakan tempat bimbingan belajar atau les berbayar, namun dengan biaya belajar seikhlasnya.
Dalam menggelar kompetisi matematika tersebut, tidak ada pendanaan dari pemerintah atau lembaga apapun. Meski demikian, ia ingin mengundang banyak anak Indonesia untuk berpartisipasi di lomba tersebut.
"Saya ingin anak Indonesia banyak yang ikut karena biasanya lomba ini hanya 16 anak tetapi kalau KPM jadi tuan rumah, saya akan ajak puluhan bahkan ratusan ribu anak untuk ikut," ujar Ridwan.
Rencananya, ia akan membuat lomba ini paralel agar di setiap sekolah bisa mengikuti kompetisi ini. "Dan saya akan buat kuota anak Indonesia bisa banyak yang ikut," tambahnya.
IMC diperuntukkan bagi siswa kelas 4 sampai 6 SD dan kelas 7 sampai 9 SMP. Ridwan mengatakan, peserta yang mengikuti IMC merupakan juara olimpiade matematika di negaranya masing-masing, untuk kemudian diikutsertakan di kompetisi IMC.
IMC akan diselenggarakan di Bogor pada 3-8 Juli 2020. Nantinya, akan ada beberapa ronde hingga akhirnya menentukan para finalis. Dalam IMC terbagi dua kategori yakni nasional dan internasional.
"Direncanakan dibuka oleh presiden. Karena di berbagai negara pun biasanya yang buka acara ini adalah kepala negaranya," kata Ridwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News