Pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano. DOK ITB
Pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano. DOK ITB

Pakar ITB Belum Yakin Gempa Sumedang Berasal dari Sesar Cileunyi-Tanjungsari

Renatha Swasty • 16 Januari 2024 15:00
Jakarta: Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 4,8 yang mengguncang Sumedang, Jawa Barat pada Minggu malam, 31 Desember 2023 diduga berasal dari Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, menilai hal tersebut masih perlu diteliti lebih dalam lagi.
 
"Untuk Sesar Cileunyi-Tanjungsari itu kami masih menggunakan referensi dari Badan Geologi. Menurut Badan Geologi, sesar tersebut terbagi menjadi dua segmen, yakni segmen utara dan selatan," papar Irwan dikutip dari laman itb.ac.id, Selasa, 16 Januari 2024.
 
Berdasarkan keterangan resmi dari laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Badan Geologi (PVMBG), Sesar Cileunyi-Tanjungsari merupakan sesar aktif yang telah diidentifikasi sejak 2008.

Sesar Cileunyi-Tanjungsari adalah sesar mendatar mengiri yang sebarannya dimulai dari selatan Desa Tanjungsari, kemudian diteruskan ke arah lembah Sungai Cipeles, sebelah barat Kota Sumedang.
 
Irwan menyebut segmen utara Sesar Cileunyi-Tanjungsari berpotensi menghasilkan gempa dengan kekuatan Magnitudo 6.0. Sementara itu, di segmen selatan berpeluang terjadi gempa dengan kekuatan Magnitudo 6.1.
 
Dia mengatakan masih ada kemungkinan kedua segmen tersebut menghasilkan sebuah gempa yang kekuatannya lebih tinggi. Misalnya, di atas Magnitudo 6.5.
 
"Akan tetapi kalau misalnya terjadi gempa Magnitudo 6.5, maka panjang segmennya bisa lebih dari 15 kilometer. Hanya saja yang masih menjadi pertanyaan dalam sumber gempa, apakah benar terjadi di ujung segmen Sesar Cileunyi-Tanjungsari?" tutur dia.
 
Irwan dan Tim Pusat Penelitian Mitigasi Bencana ITB, masih akan meneliti lebih lanjut dari data spasial serta melakukan pengamatan melalui seismograf mengenai pemicu gempa Sumedang. Selain itu, tim juga akan meneliti soal kemungkinan gempa susulan serta potensi kebencanaan lainnya.
 
"Jadi, untuk menjawab apakah memang ada segmen dari Sesar Cileunyi-Tanjungsari sebagai pemicu gempa Sumedang ataukah ada sumber gempa yang berbeda, kami masih memerlukan penelitian yang lebih mendalam," tutur dia.
 
Gempa di Sumedang pada akhir 2023 dan awal 2024 tidak hanya dirasakan di wilayah Sumedang. Guncangannya terasa sampai ke Bandung, Lembang, dan sekitarnya.
 
Hal ini membuat berbagai spekulasi mengenai hubungan antara Sesar Cileunyi-Tanjungsari dengan aktivitas Sesar Lembang. Irwan memastikan sejauh ini Sesar Cileunyi-Tanjungsari tidak berkaitan dengan aktivitas sesar lainnya, termasuk Sesar Lembang.
 
"Jadi, secara umum dua sesar tersebut memiliki karakternya sendiri, yang satu merupakan sesar mendatar, sementara yang satu lagi terbilang sesar naik. Sehingga dua sesar itu mempunyai parameter gempa serta periodesasi gempa yang berbeda. Secara teoritis keduanya tidak saling berkaitan," ucap dia.
 
Terpenting, kata dia, membuat masyarakat lebih aware melihat potensi bencana ke depan melalui mitigasi bencana. Irwan menyebut mitigasi bencana perlu kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga penelitian, komunitas lokal, dan lain sebagainya untuk semakin meminimalisir risiko serta melindungi masyarakat dari dampak buruk bencana alam.
 
Baca juga: Masyarakat Mesti Waspadai Gempa Bumi yang Kekuatannya Tidak Terlalu Besar, Namun Berdampak Signifikan

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan