Monumen Pancasila Sakti. Foto: Medcom.id/Faisal Abdalla
Monumen Pancasila Sakti. Foto: Medcom.id/Faisal Abdalla

Makna Hari Kesaktian Pancasila Menurut Pakar Unair

Citra Larasati • 30 September 2023 21:48
Jakarta:  Tanggal 1 Oktober setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.  Pakar Universitas Airlangga (Unair), Dr Listiyono Santoso SS MHum menjelaskan makna dan esensi Hari Kesaktian Pancasila.
 
Listiyono mengatakan, penyematan kata sakti pada Pancasila bermula saat peristiwa G30S PKI. Kala itu, jelasnya, PKI gagal mengganti ideologi bangsa ini menjadi ideologi komunis. 
 
Tidak hanya itu, sambungnya, terminologi sakti pada konteks ini, bukan berarti Pancasila sakti mandraguna. Akan tetapi, Pancasila memiliki nilai-nilai idealitas, realitas, dan fleksibilitas yang siap beradaptasi dengan semua perkembangan zaman.
“Pancasila bukan berarti sakti mandraguna seperti di film ya, tetapi sakti di sini berarti Pancasila tidak akan tergantikan dan bisa menyesuaikan perkembangan zaman,” tutur dosen filsafat FIB Unair itu dilansir dari laman Unair, Sabtu, 30 September 2023.
 
Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan FIB Unair itu menjelaskan, meskipun maraknya era globalisasi, Pancasila tidak akan bergeser. Hal itu, sambungnya, karena Pancasila bersifat aktual dan adaptif.
 
Pancasila, kata Listiyono, menjadi semacam sistem kekebalan tubuh bangsa Indonesia yang akan menyeleksi ideologi-ideologi yang dibawa oleh arus globalisasi. Maka dari itu, pada akhirnya bangsa Indonesia akan kembali ke Pancasila, karena sejatinya nilai-nilai Pancasila sudah ada sejak zaman dulu.
 
“Maraknya ideologi-ideologi baru yang ada hanyalah dinamika. Pada akhirnya, bangsa ini akan kembali kepada ideologi Pancasila. Berdasarkan pidato Bung Karno, beliau hanya merumuskan nilai yang telah ada pada diri bangsa Indonesia menjadi lima nilai dasar, yaitu Pancasila,” ujar penulis buku Epistemologi Kiri itu.

Maknanya Bagi Mahasiswa

Listiyono juga menambahkan, sebagai agen perubahan, mahasiswa harus mampu menjadikan Pancasila sebagai koridor dalam perjuangan. Setiap sila, tambahnya, harus menjadi pandangan dalam menentukan arah perubahan.
 
“Sila pertama dan kedua sebagai asas moral. Sila ketiga dan keempat sebagai sistem berpolitik, dan sila kelima sebagai tujuan berpolitik yaitu keadilan sosial,” pungkasnya. 
 
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id.
 
Baca juga:  Jelang Hari Kesaktian Pancasila, Nadiem Imbau Kibarkan Bendera Setengah Tiang

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(CEU)




LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif