“Pertama, dia warga negara asing. Kedua, dia sedang tidak menjalankan misi apa pun kecuali pekerjaan dia secara profesional,” ujar Adhy dikutip dari laman unair.ac.id, Rabu, 22 Februari 2023.
Adhy mengatakan lain halnya apabila pesawat tersebut membawa alat-alat militer. Hal itu bisa menjustifikasi sabotase KKB.
Namun, realitanya, pesawat yang diterbangkan Philip adalah pesawat sipil dan tidak memiliki kepentingan politik maupun membawa alat-alat militer. Adhy menuturkan sejak Perang Dunia II, pesawat identik dengan perpanjangan tangan negara.
Akibatnya, pesawat sering menjadi target penyerangan bagi organisasi-organisasi yang kontra dengan negara. Sehingga, penyerangan terhadap pesawat paling banyak dilatarbelakangi oleh motif politik.
“Akhirnya jadi ajang untuk ‘kalau saya enggak suka sama Indonesia, bajak saja pesawat Indonesia’. itu terjadi,” ujar alumnus Leiden University tersebut.
Adhy mengatakan kriminalitas seperti pembajakan maupun sabotase pesawat juga pasti akan menyita perhatian dunia. Atensi itu yang memang dicari kelompok-kelompok teroris dan separatis.
Dia menilai aksi pembajakan dan pembakaran pesawat itu justru menunjukkan kelemahan KKB alih-alih mempertontonkan kekuatan. Adhy menjelaskan KKB tidak perlu mengambil risiko menyandera Philip bila masih memiliki kekuatan.
Adhy menegaskan masyarakat sipil yang tidak punya kepentingan tidak seharusnya dilibatkan konflik. “Ya kalau masih kuat lawan saja tentara di sana. Kenapa harus pesawat sipil? Ini sudah desperate mereka. Pesawat sipil biarkan jadi pesawat sipil,” kata Adhy.
| Baca juga: Pembebasan Pilot Susi Air dari KKB Masih Utamakan Persuasif |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id