Mahasiswa UNY Yhola Kiki Nor Faridha. DOK UNY
Mahasiswa UNY Yhola Kiki Nor Faridha. DOK UNY

Teliti Fenomena Ibu Home Workers di Banguntapan Bantul, Mahasiswa UNY Ini Raih IPK 4,00

Renatha Swasty • 14 Februari 2023 21:00
Jakarta: Pemerintah mendorong masyarakat membuka usaha atau wirausaha. Salah satunya ialah menjadi home workers atau pekerja rumahan.
 
Home workers ialah seseorang yang melakukan suatu kegiatan oleh sebagian besar perempuan, anggota keluarga secara turun temurun mulai dari nenek, ibu, hingga anak perempuan dengan menjalankan usaha. Bekerja sebagai home workers dapat dilakukan pria dan wanita.
 
Namun, ada fenomena menarik di Kapanewon Banguntapan Bantul di mana banyak home workers dilakukan wanita dan lebih unik lagi mayoritas berusaha pada bidang kuliner. Fenomena ini mendorong mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Yhola Kiki Nor Faridha meneliti hal tersebut.

Mahasiswa program studi S2 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga tersebut mengatakan fenomena home workers di Banguntapan berawal dari pandemi covid-19. Banyak pekerja dirumahkan akibat perusahaan tempat bekerja gulung tikar.
 
Akhirnya, masyarakat setempat yang terdampak pandemi bekerja di rumah sebagai home workers guna menghasilkan pendapatan untuk mengelola keberlangsungan rumah tangga. Seperti membeli bahan makanan, melengkapi barang-barang rumah, menyekolahkan anak, membeli pakaian, menunjang kendaraan, serta keperluan lainnya.
 
“Menjadi home workers dapat dijadikan sebagai pekerjaan sambilan sembari mengurus rumah tangga. Namun, karena himpitan ekonomi pekerjaan usaha rumahan dapat dijadikan sebagai pekerjaan dengan pendapatan utama,” beber Yhola dikutip dari laman uny.ac.id, Selasa, 14 Februari 2023.
 
Dia mengungkapkan 301 wanita bekerja sebagai pedagang makanan karena produk makanan memiliki berbagai keuntungan. Di antaranya makanan merupakan kebutuhan pokok yang dikonsumsi tiga kali dalam sehari sehingga selalu dibutuhkan dan termasuk dalam kebutuhan fisiologis manusia.
 
Pada penjualan makanan, proses pengolahan dilakukan cukup sederhana tidak perlu memerlukan teknik rumit. Makanan yang dijual berupa nasi, lauk, sayur matang, hingga jajanan kekinian.
 
Menjual makanan juga merupakan pekerjaan yang tidak berisiko besar karena memiliki peluang laku lebih sering dibandingkan dengan menjual produk di bidang lain. Warga Salakan Potorono Banguntapan Bantul tersebut memaparkan kendala yang dihadapi pekerja kewirausahaan yaitu tidak berkembangnya usaha-usaha mandiri karena tidak menguasai jiwa kewirausahaan serta kurangnya dalam pelayanan konsumen.
 
Rendahnya jiwa kewirausahaan serta motivasi usaha juga menjadi kekurangan bagi wirausaha yang ingin meningkatkan usaha. Sehingga, sangat perlu peningkatan jiwa kewirausahaan dengan harapan mampu melaksanakan pekerjaan dengan giat.
 
Sedangkan, pendapatan home workers salah satunya dipengaruhi banyaknya curahan waktu. Artinya, semakin lama curahan waktu produktif yang digunakan semakin tinggi pula pendapatan.
 
Hasil penelitian menggunakan Teori Maslow itu menunjukkan motivasi wirausaha ibu home workers memiliki rerata 81,70 terdapat pada kategori Sedang (55 persen). Sehingga, tingkatan motivasi ibu memiliki motivasi wirausaha membangun dan melaksanakan usaha sebagai home workers di bidang boga pada kategori Sedang.
 
“Indikator tertinggi yaitu kebutuhan sosial sedangkan indikator terendah yaitu kebutuhan fisiologis,” kata Yhola.
 
Jiwa kewirausahaan ibu home workers memiliki rerata sebesar 56,38 terdapat pada kategori Sedang (55 persen). Indikator tertinggi yaitu percaya diri sedangkan indikator terendah yaitu berinisiatif.
 
Curahan waktu ibu home workers memiliki rerata 5,7 terdapat pada kategori Sedang (60 persen). Berdasarkan hasil olah data dengan menghitung mean (rerata), indikator tertinggi dari lima sikap Jiwa Kewirausahaan yaitu indikator Percaya Diri 298,00 dengan rerata 80 responden 3,72.
 
Hal ini menjelaskan ibu home workers di Kapanewon Banguntapan bekerja dengan sikap percaya diri atas pekerjaan yang telah mereka bangun dan jalankan. Ibu home workers tidak malu dengan apa yang mereka kerjakan dan yakin usaha mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup menuju yang lebih baik serta mereka tidak takut bersaing dalam wirausaha meskipun banyak pedagang bidang boga yang menjual produk sama.
 
Indikator kebutuhan sosial menjelaskan ibu home workers di Kapanewon Banguntapan bekerja dengan motivasi pemenuhan kebutuhan sosial. Sebab, sejatinya masyarakat adalah makhluk sosial yang saling mencari relasi, mempererat rekan selingkup boga, saling membantu sesama, saling memberi serta menerima baik berupa barang maupun uang.
 
Menariknya, nilai rerata pendapatan ibu home workers di Kapanewon Banguntapan sebesar Rp1.511.875,00 perbulan yang hanya sedikit di bawah UMK Kabupaten Bantul dengan nominal Rp1.916.848,00. Bekerja sebagai home workers menghasilkan pendapatan sedikit di bawah standar UMK Bantul namun sudah memberikan kontribusi sebesar 27 persen terhadap pendapatan keluarga.
 
Alumni S1 Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik UNY itu menyarankan Kapanewon Banguntapan mengadakan pelatihan baik home workers maupun ibu rumah tangga dalam membuka dan menjalankan usaha. Seperti kursus di bidang boga, dengan produk pembuatan kue kering, jajanan pasar, nasi dan lauk, hingga jajanan kekinian.
 
Sehingga, dapat lebih meningkatkan motivasi usaha, jiwa kewirausahaan, serta curahan waktu sebagai dorongan dan sikap dalam menjalankan usaha. Sebab, hal ini dapat memengaruhi pendapatan yang diperoleh.
 
Penelitian ini berhasil membawa Yhola menjadi salah satu wisudawan summa cum laude dengan IPK sempurna 4,00 pada wisuda UNY Desember 2022.
 
Baca juga: Fasilitas Laboratorium Hewan Uji di Indonesia Masih Minim, Peneliti Mesti Antre Panjang

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan