Ilustrasi kerja. DOK Medcom
Ilustrasi kerja. DOK Medcom

Fenomena Job Hugging Bikin Angka Pengangguran Fresh Graduate Makin Tinggi

Renatha Swasty • 22 September 2025 16:27
Jakarta: Fenomena job hugging tengah dirasakan sebagian masyarakat Indonesia. Ini adalah kecenderungan tetap bertahan dalam satu pekerjaan yang tengah dijalani meskipun sudah tidak memiliki minat dan motivasi dalam pekerjaan tersebut. 
 
Hal itu terpaksa dilakukan agar dapat bertahan hidup di mana ketidakpastian lapangan kerja kerap kali membayangi. Apalagi, marak ancaman PHK massal dan tekanan ekonomi yang semakin memberatkan masyarakat.
 
Guru Besar Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Tadjuddin Noer Effendi, mengungkapkan fenomena ini sebenarnya bukan hal baru, melainkan sudah ada sejak dahulu. Situasi pasar kerja yang cukup sulit, menjadi salah satu faktor masyarakat cenderung bertahan pada pekerjaannya. 

“Mencari pekerjaan baru memiliki risiko tinggi, maka mereka cenderung memilih bertahan,” kata Effendi dikutip dari laman ugm.ac.id, Senin, 22 September 2025. 
 
Selain itu, faktor keamanan finansial dan stabilitas menjadi alasan paling dominan dalam job hugging. Meskipun, situasi kerja tidak sesuai dengan yang diharapkan. 
 
Baca juga: Fenomena Job Hugging, Rela Karier Mandek Demi Bertahan Hidup 

Dia menganalogikan situasi pekerja saat ini dengan pepatah 'Berharap burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan'. “Lebih baik bertahan dengan pekerjaan yang ada saat ini daripada mengambil keputusan yang cukup berisiko dan belum pasti untuk kedepannya,” ujar pengamat ketenagakerjaan itu. 
 
Menurutnya, situasi pasar kerja dalam lima tahun belakangan ini yang tidak menentu. Angka pengangguran tinggi, daya beli rendah, laju ekonomi yang melambat. 
 
Permasalahan ini juga memiliki efek domino terhadap serapan tenaga kerja baru terutama untuk fresh graduate. “Nah, inilah yang menyebabkan tingginya angka pengangguran. Saat ini mencapai 7,4 persen dan tertinggi di Asia Tenggara. Mayoritas dari pengangguran adalah usia pencari kerja antara usia 15-24 tahun,” ungkap dia. 
 
Jalan pintas yang saat ini banyak dipilih adalah dengan menambah pekerjaan di samping melakoni pekerjaan utama. Hal itu dilakukan ketimbang harus mengambil risiko dengan melepaskan pekerjaan lama untuk mencari pekerjaan baru yang belum pasti. 
 
“Masyarakat lebih memilih untuk menambah pemasukan dari pekerjaan sampingan seperti freelance atau bisnis kecil-kecilan,” kata Effendi. 
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan