Ahli Penyakit Jiwa, Elvine Gunawan, mengingatkan orang tua yang sudah menyiapkan pekerjaan untuk anaknya bisa menjadi masalah buat si anak.
"Mereka dari kecil jadi berhenti bermimpi. Sementara orang itu di mana pun berada butuh eksistensi diri. Dia mau dapat eksistensi di mana? Orang hanya mengenal dia sebagai anak si bapak a atau anak si ibu a," kata Elvine di YouTube Helmy Yahya Bicara dikutip Jumat, 8 November 2024.
Elvine mengatakan ketika anak dari kecil dibawa ke perusahaan lalu disampaikan suatu saat bakal menjadi miliknya, anak jadi tidak mau berjuang. Sebab, sudah tahu akan hidup dari perusahaan orang tua.
"Dan dia enggak punya problem solving yang baik karena otaknya enggak jalan. Ketemu masalah panik, terus nanti emaknya nyediakan banyak orang, bantuan selesein masalah dia," kata dia.
Elvine menyinggung orang tua yang marah saat anaknya mendapat nilai jelek di sekolah. Bahkan, sampai-sampai marah ke guru dan menelepon sekolah.
"Jadi kadang over treated orang tua ini mengancam orang lain dan akhirnya membuat anak merasa masalah gua selesai kalau orang tua gua turun gunung," tutur Founder Mental Hub Indonesia itu.
Elvine menekankan orang tua mesti mengizinkan anak untuk merasa gagal. Anak mesti memlih sendiri jalan hidupnya dan menyelesaikan masalahnya dengan pertimbangan yang dipilih sendiri.
Apabila terus dibantu orang tua, masalah mungkin lebih cepat selesai. Tapi, kata dia, siap-siap masalah lebih besar akan menunggu.
"Nah itu proses pembelajaran yang enggak lahir dari langit, oek, anak tiba-tiba jago leadership-nya, anak jaga problem solving-nya, tapi being trained. Makanya proses pertumbuhan otak membutuhkan kasih sayang, memerlukan momen belajar, makanya ada tahap-tahap anak di mana itu pernah salah," kata dia.
Baca juga: Pola Asuh Terlalu Lembut Bisa Bikin Gen Z Kesulitan di Tempat Kerja |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id