Ilustrasi perawat. Foto: MI
Ilustrasi perawat. Foto: MI

Fenomena Aging Society, Peluang Kerja Sebagai Perawat di Eropa Kian Menggiurkan

Citra Larasati • 31 Oktober 2024 20:54
Jakarta:  Negara-negara di Eropa menjadi salah satu destinasi migrasi internasional baru yang makin menarik bagi Pekerja Migran Indonesia. Khususnya pekerja di bidang kesehatan atau perawat.
 
Peluang kerja di Eropa menjadi satu hal yang layak dicermati ketika tengah berbicara soal migrasi internasional. "Menariknya, ada kekhususan tersendiri dari Eropa tentang peluang PMI untuk bekerja di sana,” jelas Kepala Pusat Riset Kependudukan (PRP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nawawi dilansir dari laman BRIN, Kamis, 31 Oktober 2024.
 
Menurut Nawawi, peluang kerja ini datang karena masyarakat Eropa saat ini tengah mengalami fenomena aging society.  Sehingga peluang akan meningkatnya kebutuhan tenaga perawat dan care giver menjadi juga terus meningkat.

Kebutuhan pelayanan kesehatan yang optimal dan pola hidup yang sehat di Eropa, pastinya membutuhkan pelayan kesehatan yang optimal. “Selain itu juga adanya jaminan keamanan, kepastian hukum, dan kestabilan ekonomi. Eropa dikenal dengan negara emigran, sehingga sudah terbiasa adanya interaksi antara masyarakat lokal dengan pekerja asing,” jelas Nawawi.
 
Data dari BP2MI dan Kemenaker menunjukkan, job order dari perawat Indonesia masih sangat besar. "Kurun waktu 2014 - 2022 dari sekitar 4,2 juta job order untuk perawat, kita baru memenuhi 9% dari job order tersebut,” sebutnya.

Sejumlah Hambatan

Namun demikian, ada berbagai hambatan yaitu informasi peluang kerja perawat di luar negeri. Kemudian pemahaman tentang regulasi, dan proses bekerja di luar negeri harus melalui berbagai skema.
 
Hambatan berikutnya, keterbatasan kemampuan berbahasa di negara yang akan ditempati, serta hambatan kultural. 
 
Sementara itu, Said Saleh Alwaini Chief Executive Officer Binawan Group menjelaskan, pada 2030 kurangnya tenaga perawat diperkirakan akan mencapai 2,5 juta di negara-negara OECD (Organization for Economic Cooperation and Development). 
 
“Hal tersebut berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan perawatan kesehatan pada populasi yang menua, dan berkurangnya pasokan pekerja usia produktif. Demikian juga tingginya angka putus sekolah dalam profesi ini, terutama setelah covid-19. Selanjutnya, penurunan minat yang signifikan untuk mengejar pendidikan, dan karier keperawatan,” urainya. 
 
Said memberikan rekomendasi, yaitu mempromosikan kesadaran akan peluang kerja internasional kepada perawat Indonesia, mempromosikan kesadaran perawat Indonesia di pasar Eropa.  “Menyubsidi program persiapan seperti pelatihan dan pendidikan, terutama untuk memenuhi tuntutan internasional, serta merekayasa ulang dan merampingkan proses penempatan khususnya untuk posisi terampil dan profesional,” terangnya.
 
Baca juga:  LinkedIn: Muncul Rekruitmen untuk Jabatan-Jabatan Baru Profesional, Apa Saja Itu?

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan