Peneliti National University Singapore (NUS), Kamran Shaukat. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Peneliti National University Singapore (NUS), Kamran Shaukat. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Angka Tenaga Kerja Turun 8% Buntut Bersaing dengan AI, Mahasiswa Lakukan Ini!

Ilham Pratama Putra • 14 Agustus 2025 10:39
Singapura: Revolusi dalam dunia kerja kini berlangsung dengan cepat. Peneliti National University Singapore (NUS), Kamran Shaukat, mengatakan revolusi itu sudah tidak bisa diprediksi.
 
Ia menyebut pekerjaan yang baru saja berkembang dalam 10 tahun terakhir, seperti bidang coding telah mengalami kemerosotan lapangan kerja. Hal ini telah mengubah dinamika lapangan kerja di dunia.
 
"Seorang koder dalam 9-10 tahun pun mungkin koder juga akan menjadi obsolete, jadi tidak bisa bekerja lagi dan ini juga tampak seperti revolusi," kata Kamran di NUS, Singapura, Rabu, 13 Agustus 2025.

Perkembangan dunia teknologi seperti artificial intelligence (AI) juga telah memengaruhi lapangan kerja. Hal ini sangat dirasakan di sejumlah negara Asia, seperti China dan India.
 
Parahnya, AI memengaruhi daya saing lulusan untuk mencari kerja sampai ketika lulus seperti kehilangan jati dirinya. "Banyak dari bahkan lulusan-lulusan bisa juga tidak mengerti apa yang sudah mereka pelajari bagaimana akan bisa diimplementasikan di hidup mereka," tutur Kamran.
 
Baca juga: AI Datang, 85 Juta Pekerjaan Hilang?

Segala dinamika itu membuat angkatan kerja menjadi merosot. Bahkan, dalam satu tahun terakhir angkatan kerja menurun 8 persen karena disrupsi teknologi.
 
"Orang yang bekerja sekarang sudah turun dari 58 persen ke 50 persen karena orang-orang lebih mengejar untuk area sebagai wiraswasta," tutur dia. 
 
Kamran mengatakan NUS mencoba membantu mahasiswa mengatasi hal itu. Semua program studi memiliki visi membantu mahasiswa berdaptasi. Melihat perubahan dinamika dunia kerja, pihaknya mendorong mahasiswa mampu berkembang di wirausaha.
 
"Jadi itu semacam platform untuk kenaikkan pemimpin dan juga untuk bisnis leader dan juga untuk orang-orang yang akan membuat produk karena AI tidak bisa membuat produk," ujar Kamran. 
 
Dengan visi itu, ia mengarahkan mahasiswa membuat keputusan tepat sebagai pemimpin karena AI tidak bisa melakukan itu.
 
"NUS membuat program mereka untuk memastikan alumni-alumni dan murid berhasil memimpin bisnis dan juga untuk membuat revolusi yang akan bisa membantu mereka untuk berhasil di kehidupan nyata," tutur dia. 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan