Daftar tersebut menampilkan lebih dari 100 ribu ilmuwan yang karyanya banyak dikutip para peneliti lain di dunia. Sehingga, menjadikan mereka sebagai peneliti paling berpengaruh di dunia.
Direktur Penelitian UGM Mustofa menyampaikan, UGM mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada tiga penelitinya yang masuk Top 2% World Ranking Scientis 2021. Capaian ini diharapkan mampu menginspirasi para peneliti lainnya di UGM untuk dapat berprestasi, termasuk dalam pemeringkatan ini ke depannya.
"Masuknya peneliti UGM ke dalam Top 2% World Rangking Scientist 2021 membuktikan bahwa peneliti UGM diakui secara internasional dengan publikasi yang banyak disitasi para peneliti lain di seluruh dunia," kata Mustofa, mengutip siaran pers UGM, Jumat, 29 Oktober 2021.
Baca: Profesor Unair Beri Harapan Baru Terapi Regeneratif Penyakit Jantung Koroner
Pemeringkatan Top 2% World Rangking Scientist 2021 dibuat berdasarkan beberapa parameter, yakni jumlah publikasi hingga akhir 2019, menerbitkan setidaknya lima makalah hingg akhir 2019, jumlah sitasi, h-index, hm-index yang disesuaikan dengan penulisan bersama. Selain itu, sitasi untuk makalah di posisi penuisan yang berbeda.
Mustofa memamparkan, publikasi yang telah dilakukan ketiga peneliti UGM tersebut di Scopus rentang 2020-2021. Abdul Rohman dengan 28 h-index, total karya ilmiah sebanyak 80 judul meliputi 64 artikel, 6 review, 6 short survey, 4 confernce paper. Jumlah sitasi sebanyak 1.836 sitasi sejak 2009.
Selanjutnya, Muh Aris Marfai dengan 16 h-index, 33 karya ilmiah berupa 13 artikel, 19 conference paper, dan 1 book chapter. Sedangkan jumlah sitasi sebanyak 752 tercatat sejak tahun 2007. Lalu, Ahmad Maryudi dengan 23 h-indx, 24 karya ilmiah dengan rincian 18 artikel, 2 conference paper, dan 4 note. Untuk jumlah sitasi sebanyak 609 sejak 2012.
Mustofa menyampaikan UGM mendorong para penelitinya agar giat melakukan publikasi dalam berbagai jurnal internasional melalui berbagai skema. Salah satu yang dilakukan antara lain mengembangkan program penelitian yang menghasilkan luaran penelitian berupa publikasi.
Baca: ITS Dirikan Teaching Factory Maritim di Madura untuk Dukung Hilirisasi Riset
Contohnya, Program Rekognisi Tugas Akhir, Program Asistensi Riset, Program Peningkatan Kapasitas Peneliti Dosen Muda, Program Penelitian Pemandatan, serta Program Riset Kolaborasi Indonesia dan Program Penelitian Kolaborasi Indonesia. Kemudian, penyelenggaraan workshop penulisan proposal
Skema lain juga dilakukan Badan Penerbit dan Publikasi UGM untuk mendorong publikasi internasional peneliti UGM. Beberapa di antaranya adalah pemberian insentif book chapter UGM, insentif buku telah terbit UGM, penghargaan karya ilmiah sudah terbit di jurnal dan prosiding terindeks database pengindeks breputasi, serta bantuan presentasi konferensi internasional secara virtual confernce.
Kemudian, pemberian insnti prosiding telah terbit pada publisher internasional terindeks, bantuan penyelenggaraan seminar internasional berputasi, dan bantuan language editing untuk publikasi manuskrip di jurnal internasional bereputasi.
"Untuk semakin meningkatkan jumlah publikasi internasional berputasi bagi para peneliti, UGM melakukan kustomisasi dukungan terhadap peneliti berdasarkan pnelitian dasar, terapan, dan pengembangan. Dukungan terhadap penelitian dasar diperkuat dengan memfasilitasi para peneliti yang fokus memiliki luaran publikasi," bebernya.
Mustofa menjelaskan berbagai upaya tersebut diharapkan dapat meningkatan kualitas riset peneliti-peneliti UGM. Selain bisa menghasilkan publikasi di tingkat internasional, diharapkan riset yang dilakukan para peneliti UGM mempunyai dampak signfikan bagi kepentingan masyarakat luas.
"Kita dorong hasil penelitian bisa dihilirisasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News