Marlon merupakan bungsu dari orang tuanya yang berbeda kewarganegaraan. Ayah berkewarganegaraan Kamerun dan ibunda Indonesia. Ia Memiliki hobi bermain puzzle dan menyukai matematika, membuatnya mantap memilih prodi matematika dalam ujian tulis Unair lalu.
Di usia empat tahun, Marlon sempat pindah sekolah ke Kamerun dari TK B hingga kelas 2 sekolah dasar. Ternyata Marlon merupakan anak yang pandai, karena ia selalu meraih juara pertama di kelas yang membuatnya mendapatkan keistimewaan untuk melompat kelas dari kelas 2 ke kelas 4 SD.
“Waktu saya berumur 4 tahun, saya pindah ke Kamerun dan berlanjut ke TK B hingga saya kelas 2 SD,” ungkapnya dilansir dari laman Unair, Selasa, 25 Juni 2024.
Namun, di pertengahan kelas 4 Marlon harus pindah ke Indonesia. Tepatnya di kota kelahirannya, Jakarta. Hingga saat ini, Marlon melanjutkan pendidikannya di Indonesia. Sebelum diterima di Unair, ia bersekolah di SMAK Penabur Gading Serpong di Tangerang.
“Saya ingin keluar dari zona nyaman saya dan mau belajar banyak hal serta mengeksplorasi diri saya,” jawabnya ketika ditanya alasannya memilih Unair.
Minat pada Matematika
Minatnya yang tinggi terhadap matematika mendasarinya memilih prodi matematika di Unair. “Alasan saya memilih jurusan matematika adalah saya ingin melatih fleksibilitas otak saya, mengembangkan cara memecahkan berbagai masalah, dan berpikir kritis,” ujarnya.Sebagai salah satu mahasiswa termuda, Marlon tentu memiliki kekhawatiran dalam menjalani masa perkuliahan nantinya. Namun, hal ini tidak menjadi penghalang untuk ia mengeksplorasi diri di masa kuliah. “Menjadi mahasiswa termuda di UNAIR sejujurnya agak menakutkan dan kadang membuat cemas, tetapi saya bersyukur bisa lulus SNBT dan bisa masuk di Unair,” pungkasnya.
Baca juga: Cerita Rafi, Wisudawan Terbaik Unair yang Tak Mau Kalah dengan Sang Ayah
|
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News