Ketiga mahasiswa perancang jam tersebut yakni Ari Devianto, Adwin Nugriho dan Fikri Febrianto. Dalam mengembangkan Safety Watch, ketiganya dibimbing oleh dosen Mohammad Chasrun Hasani ST MT dan Ir Nur Alif Mardiyah MT.
Ketua tim Safety Watch Ari Devianto menjelaskan, faktor penyebab kecelakaan terbesar adalah faktor manusia berdasarkan data Korps Lalu Lintas Polri pada 2017. Persentase kecelakaan akibat faktor manusia lebih dari 50 persen.
"Sisanya adalah sikap manusia dengan persentase 40 persen terjadi karena mengantuk. Berangkat dari situ, kami merancang Safety Watch, sebagai penstabil frekuensi denyut nadi saat berkendara," katanya, Rabu, 31 Oktober 2018.
Safety Watch ini memiliki keunggulan yakni berbasis internet of things (IoT), perangkat yang terhubung dengan konektivitas jaringan internet. Sehingga alat ini diakuinya sudah mumpuni digunakan di era revolusi industri 4.0.

Safety Watch karya mahasiswa UMM. Istimewa
Ari mengaku bakal mengembangkan Safety Watch agar mampu terintegrasi dengan smartphone. Tak hanya itu, alat ini juga akan segera didaftarkan hak cipta.
"Tujuannya agar penggunan Safety Watch dapat memantau denyut nadi melalui aplikasi smartphone, juga dapat mengirimkan pesan kepada keluarga apabila pengguna mengalami bahaya, dilihat dari frekuensi denyut nadi," ujarnya.
Rancangan Safety Watch ini sebelumnya meraih juara 1 dalam kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa Forum Grup Diskusi Teknologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PKM FGDT-PTM).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News