Pria yang akrab disapa Atla ini mengetahui informasi tentang Ajudan Milenial sejak tahun 2021. “Namun saya belum siap untuk mendaftar di tahun itu. Dan akhirnya saya beranikan diri untuk mendaftar di tahun 2022 ini,” jelas mahasiswa angkatan 2020 ini.
Berbagai proses seleksi pun dilalui. Diawali dengan seleksi administrasi, yaitu berkas dan karya tulis ilmiah serta video seputar Jawa Barat dan Indonesia dengan tema bebas. “Seleksi selanjutnya adalah tes fisik, meliputi sit up, push up, lari dan tes psikologi. Sedangkan tahap akhir, adalah wawancara oleh Dinas Pariwisata Jawa Barat,” ujarnya dilansir dari laman UB, minggu, 10 September 2022.
Setelah proses seleksi selama satu bulan, Atla juga harus mengikuti bootcamp selama 3 hari. “Di bootcamp ini, kami mendapat pengarahan, pemaparan, pelatihan dan pembekalan. Untuk persiapan tugas bersama Gubernur Jawa Barat selama 1 minggu”, imbuh Atla.
Program ini diikuti oleh 4.096 pendaftar se-Indonesia, dengan jumlah yang diterima sebanyak 15 orang putra dan 15 orang putri. “Saya merupakan perwakilan dari Jawa Tengah, dengan jumlah pendaftar terbanyak kedua," jelasnya.
Selama pembekalan, Atla diberikan materi dan berbagai standard operating procedure yang harus diikuti. “SOP yang kami terima seperti SOP Humas, melayani Gubernur Jawa Barat hingga praktik secara langsung. Selain bertugas, kami juga berkesempatan menyampaikan ide kreativitas kepada Gubernur. Bapak Ridwan Kamil adalah sosok yang gemar diskusi dengan anak muda. Jika beliau memiliki ide, kami para Ajudan Milenial juga diajak untuk berdiskusi bersama”, jelasnya.
Melalui kegiatan ini, kata Atla, para ajudan milenial mengetahui cara memimpin Jawa Barat. "Kami mendapat banyak pengalaman berharga dengan belajar menjadi pemimpin bersama pemerintahan birokrasi secara langsung di lapangan,” pungkasnya.
Baca juga: Mahasiswa UB Manfaatkan Limbah Jeruk untuk Energi Listrik |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News