Asysyfa Maisarah dan kedua orang tuanya. Foto: UGM
Asysyfa Maisarah dan kedua orang tuanya. Foto: UGM

Lolos SNBP di UGM dan Raih UKT Rp 0, Ini Kisah Syifa Anak Buruh Tani Sumbar

Citra Larasati • 21 Juli 2024 12:00
Jakarta:  Asysyfa Maisarah, 18 tahun bertekad kuat mendaftar kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) di penerimaan mahasiswa baru 2024.  Bermodal keinginan mengubah nasib dan mengangkat martabat keluarga membawanya lolos SNBP (seleksi nasional berbasis prestasi) di salah satu kampus terbaik di Indonesia ini.
 
Terlahir dari keluarga sederhana tak mematahkan semangat Syifa untuk menempuh pendidikan tinggi di perguruan tinggi terbaik di Indonesia.  Ayah Syifa, Mardion berprofesi sebagai buruh tani di Desa Sungai Naniang, Bukik Barisan, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat.
 
Mardion yang tamatan SMP ini kesehariannya menjadi buruh tani lepas di kebun jeruk milik orang lain. Sedangkan Elfa Harniningsih, 54 tahun, merupakan ibu rumah tangga.

Sesekali, Elfa memang ikut membantu suaminya jika ada panggilan kerja dengan upah harian sebesar 50 ribu rupiah. "Itu pun tidak setiap hari, tergantung ada yang butuh atau tidak," terang Mardion.
 
Penghasilan dari pekerjaan buruh lepas inilah yang menjadi penopang utama ekonomi keluarga dan mempertahankan dapur agar terus mengebul.  Namun, Mardion mengaku beruntung, memiliki anak perempuannya memiliki prestasi akademik yang bagus di sekolah.
 
Menurut Mardion, putri keduanya dari tiga bersaudara ini selalu menjadi langganan juara kelas sejak SMP hingga SMA.  Alhasil, Mardion dan Elfa selalu terbantu teringankan beban biaya pendidikan untuk Syifa, karena putrinya itu mendapat beasiswa sehingga sekolah tanpa membayar.
 
“Kebetulan SMA dulu dapat beasiswa sejenis boarding school, jadi dapat fasilitas asrama di sana. Kadang kangen sama rumah, tapi harus ditahan untuk hemat ongkos. Jadinya pulang sebulan sekali saja, pernah juga dua bulan,” kenangnya dikutip dari laman UGM, Minggu, 21 Juli 2024.
 
Meraih dan mempertahankan prestasi bukanlah perkara mudah. Syfa harus belajar secara konsisten dan ekstra agar beasiswanya tidak dicabut. Berkat hobi gemar membaca buku, baik buku yang terkait dengan pelajaran atau pun buku-buku fiksi di ruang perpustakaan sekolah. Karena itu, ia merasa tidak pernah terbebani untuk belajar.
 
“Bersyukur, selama SMA selalu juara umum dan dapat bintang mata pelajaran terbanyak di tiap semester. Tahun lalu juga dapat medali perunggu untuk Olimpiade Nasional Bahasa Indonesia,” ucap dia.
 
Meski memiliki memiliki prestasi akademik, Syfa tetap menyempatkan dirinya untuk tetap ikut berorganisasi dengan terjun ke Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), tercatat ia pernah menjabat sebagai Sekretaris. Syfa juga sempat ditunjuk oleh sekolah untuk mengikuti Sosialisasi Tata Ruang yang diadakan oleh Pemerintah Daerah Kota Padang dan aktif terlibat diskusi dengan banyak perwakilan sekolah lain se-Sumatera Barat.
 
Dikenal memiliki tekad yang kuat untuk mewujudkan keinginannya, menjelang lulus, Syifa menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan ke jenjang bangku kuliah. Ia pun meyakinkan kedua orang tuanya untuk kuliah di UGM meskipun kedua orang tuanya  berharap dirinya tetap melanjutkan kuliah tidak jauh dari rumahnya.
 
“Soal biaya yang jadi pertimbangan apalagi jauh harus ke Jawa. Ayah maunya saya ke Pekanbaru saja yang lebih dekat dari sini, sama seperti kakak dulu. Kalau ibu masih ragu tapi tetap mendukung saja yang penting saya yakin dengan apa yang saya pilih, nanti rejeki mengikuti,” ucapnya penuh haru.

Lolos SNBP

Saat pengumuman tiba, Syfa diterima kuliah di prodi Akuntansi FEB UGM tanpa tes lewat jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP). Ia juga lolos sebagai penerima Uang Kuliah Tunggal Pendidikan Unggul bersubsidi 100% (UKT 0) sehingga dibebaskan dari biaya pendidikan selama kuliah.
 
Elfa mengaku bangga saat menerima kabar anaknya diterima di UGM, meski di sisi lain dia dan suaminya ragu karena keterbatasan finansial. Tahun lalu, kakak Syifa baru saja lulus dari UIN Sultan Syarif Kasim, Riau, dan adiknya masih duduk di kelas 4 SD masih membutuhkan banyak biaya.
 
“Campur aduk sekali perasaannya, senang tapi bingung, gimana nanti kuliahnya bisa lulus atau tidak, tapi Syfa bilang pasti bisa karena ada beasiswa,” cerita Elfa.
 
Namun di balik kecemasannya, Elfa mengaku bersyukur Syfa mendapat beasiswa subsidi UKT 100 persen dari UGM sehingga bisa meringankan beban ekonomi keluarganya. Menurutnya beasiswa ini  sekaligus memberi kesempatan ke masyarakat tidak mampu untuk meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi.
 
Dia berharap agar Syfa dapat lulus tepat waktu dan bisa meraih cita-citanya yang diinginkannya.
 
Baca juga: Cerita Gigih Anak Guru Honorer Gratis Kuliah di UGM

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan