Dosen Fakultas Geografi UGM itu menjadi satu dari empat penerima penghargaan yang diberikanAssociation Franco-Indonésienne pour le Développement des Sciences (Afides) atau Asosiasi Indonesia-Prancis untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Tiga peneliti lain yang mendapatkan penghargaan ini yaitu Andar Nubowo, M. Fadil Habibi Danufane, dan Gloria Truly Estrelita. Penghargaan ini diperuntukan bagi peneliti muda Indonesia terbaik pada 2021.
Malawani menjelaskan penelitian yang dilakukan adalah terkait dampak erupsi gunung api purba Samalas yang meletus pada abad ke-13 di Pulau Lombok. Letusan tersebut sebagai salah satu penyebab hancurnya peradaban manusia masa lampau di Lombok dan perubahan bentang alam hampir di seluruh pulau.
"Untuk mengetahui dampak manusia pada masa tersebut, saya menggunakan dokumen sejarah seperti Babad Lombok sebagai sumber informasi peradaban Lombok masa lalu," ungkap Malawani mengutip siaran pers UGM, Senin, 4 Oktober 2021.
Baca: Mahasiswa Vokasi UI Raih Emas dan Perak Sepatu Roda PON Papua
Babad Lombok ini adalah salah satu dokumen tertua yang secara komplet merekam proses terjadinya bencana dan proses bangkitnya peradaban pasca bencana. Temuan lain juga mengindikasikan bahwa Samalas pernah mengalami longsor pada tubuh gunung apinya yang merupakan longsoran gunung api terbesar di Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian kerja sama antara UGM, Paris 1 Panthéon-Sorbonne University, dan dukungan dari Universitas Mataram serta beberapa kolaborator dari Indonesia dan luar negeri.
Sebelumnya, beberapa dosen Fakultas Geografi UGM yang juga melanjutkan studi di Prancis meraih penghargaan serupa. Daftar pemenang terdahulu dari Fakultas Geografi UGM adalah Danang Sri Hadmoko pada 2008, Estuning Tyas Wulan Mei pada 2012, Sandy Budi Wibowo pada 2015, dan Bachtiar Wahyu Mutaqin pada 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News