Leni mendapatkan pendanaan riset terkait perikanan rajungan. “Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Marine Stewardship Council’s (MSC) dan para pihak yang terlibat dalam penggelolaan perikanan rajungan yang berkelanjutan,” ujarnya, Jumat, 22 April 2022.
Menurutnya, dengan pendanaan ini, ia dapat menciptakan metode baru yang akurat untuk menilai status stok perikanan rajungan. Leni menggunakan tools molekuler yang mendukung penerapan aturan pengendalian panen hingga dapat terciptanya perikanan rajungan yang berkelanjutan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Karena kurangnya pengetahuan, struktur umur akan berpengaruh terhadap lingkungan hidup, interaksi, persebaran, pertumbuhan dan perkembangan, mortalitas, reproduksi dan kerentanan makhluk hidup serta konservasi. Perlu adanya upaya perbaikan agar dapat terus di lestarikan,” ujarnya.
Leni mengatakan bahwa program Marine Stewardship Council’s ini memberinya kesempatan untuk terus memajukan kelestarian perikanan rajungan. Ia juga dapat bekerja sama dengan para ilmuwan untuk melakukan penelitian yang akan mendukung laut yang sehat.
Topik penelitian yang diangkat Leni adalah metode inovatif untuk menilai status stok perikanan rajungan menggunakan tools molekuler yang mendukung penerapan aturan pengendalian panen di Pulau Madura. Penelitian ini dibimbing oleh Dr Hawis H Madduppa, dosen dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University.
Baca juga: Dosen Perempuan UNAIR Raih Penghargaan Golden Squirrel Tail di Belanda
Hawis juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI). “Sebagai generasi muda, kita harus bersemangat untuk menjaga perikanan laut yang berkelanjutan. Karena kita berkewajiban untuk menjaga lingkungan,“ ujarnya.