Influencer muda Indonesia, Gita Savitri Devi (26) menceritakan, bagaimana kampus-kampus di Jerman tidak hanya unggul di bidang akademik, namun juga memiliki nilai plus lain. Salah satunya memiliki fasilitas yang sangat memanjakan mahasiswanya.
"Apalagi di bidang eksakta yang lebih banyak praktik, fasilitas di mana kebutuhan akan laboratorium menjadi mutlak, Jerman Juaranya," kata gadis lulusan Kimia Murni Freie Universitat, Berlin, Jerman ini, saat berkunjung ke Kantor Redaksi Medcom.id, di Kedoya, Jakarta Barat, Kamis, 20 September 2018.
Mahasiswa di sana diberikan kebebasan menggunakan fasilitas laboratorium yang jumlahnya cukup banyak, mahal, dan tentu saja canggih serta modern. Tak ayal penemuan bidang teknik dan industri banyak tercipta dari kampus-kampus di negeri Bavarian itu, yang memang belum sebanding dengan kampus-kampus yang ada di Tanah Air.
"Di Jerman itu setiap mahasiswa dikasih fasilitas rata, jadi kita enggak ngantri menggunakan alat laboratorium, enggak saling tunggu," kata Youtuber kelahiran 27 Juli 1992 ini.
Ketertarikannya di bidang eksakta khususnya pada teknik kimia jugalah, yang akhirnya memutuskan Gita melabuhkan kuliahnya di Jerman. Ia berharap, Kampus-kampus di Indonesia juga berani berinvestasi untuk sarana-sarana riset dan penelitian seperti laboratorium.
"Di Indonesia aku banyak tanya ke teman-temanku, terutama yang menggeluti science dan teknologi, di laboratorium itu harus berebut fasilitas, padahal itu di salah satu universitas terbaik di Indonesia, itu karena peralatannya terbatas," ujar penulis buku Rentang Kisah ini.
Pertama kali masuk menjadi mahasiswa, Gita diperkenalkan dengan alat-alat laboratorium agar dapat menggunakan dengan benar. Tidak perlu khawatir mengantri, satu mahasiswa bisa menggunakan satu alat.
"Kalau di Indonesia saking mahalnya itu barang, jadi harus ada asisten lab yang mengawasi. Di Jerman dari S1 pun kita sudah harus bisa kerja sendiri," terang wanita kelahiran Sumatera Selatan ini.
Baca: UKWMS Luncurkan Program 2+2 Joint Degree
Selain fasilitas kampus, suasana perkotaan di Jerman pun mendukung bagi tumbuhnya atmosfer pendidikan yang nyaman, sejuk, jauh dari hiruk pikuk kepadatan kendaraan.
Amat jarang ditemui lalu lintas yang semrawut. Semua kendaraan tertata rapi. Tingkat kepatuhan pengguna jalan terhadap peraturan lalu lintas cukup tinggi. Macet pun jarang ditemui, begitu pula aksi kejahatan yang terjadi ketika berkendara.
Untuk kebutuhan hidup, Pemerintah Jerman memberikan berbagai subsidi. Seperti hunian dan transportasi, semua diperlakukan sama tak terkecuali untuk mahasiswa asing.
"Kalau transportasi di sana, tiket yang kita punya itu kita bayar untuk satu semester sebesar 300 Euro. Kita sudah bisa pakai bus dan kereta, terus nyari tempat tinggal itu kita dikasih pilihan, salah satunya apartment yang milik negara, harganya lebih murah karena disubsidi," tutur Gita.
Dosen yang mengajar di Universitas pun sangat profesional. Hal itu menjadi salah satu kelebihan mengapa kuliah di Jerman menjadi incaran banyak orang.
"Dosennya juga mumpuni, terus secara research itu juga aktif banget "pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News