Dosen Fakultas Teknobiologi Unika Atma Jaya, Prof. Dr. Diana Elizabeth Waturangi, S.Si., M.Si. Foto: Unika Atma Jaya
Dosen Fakultas Teknobiologi Unika Atma Jaya, Prof. Dr. Diana Elizabeth Waturangi, S.Si., M.Si. Foto: Unika Atma Jaya

Cerita Hibah Pertama Diana, Mengubah Kariernya Jadi Ahli Mikrobiologi Pangan

Citra Larasati • 31 Oktober 2024 11:37
Jakarta:  Dosen Fakultas Teknobiologi Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Prof. Dr. Diana Elizabeth Waturangi, S.Si., M.Si. membagikan pengalamannya dalam mendapatkan hibah riset Internasional Foundation for Science (IFS).  Ini hibah pertama yang mengubah kariernya sebagai ahli mikrobiologi pangan.
 
Diana, yang bergabung dengan Unika Atma Jaya pada tahun 2004, menghadapi tantangan dalam pembiayaan penelitian pada awal kariernya. Pada tahun 2008, ia berhasil memperoleh hibah dari IFS untuk proyek penelitian mengenai prevalensi Vibrio Cholerae dalam es yang dijual oleh pedagang kaki lima di Jakarta.
 
“Hibah ini sangat berarti bagi saya, karena dengan bantuan IFS, saya dapat memperluas jaringan dan kolaborasi internasional, sekaligus memperkuat kredibilitas saya sebagai peneliti di bidang keamanan pangan,” ujarnya di Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2024.

Hibah dari IFS tidak hanya menyediakan dana penelitian, tetapi juga membuka akses ke jaringan global, termasuk kolaborasi dengan Profesor Swapan Banerjee dari Health Canada dan Profesor Radu Son dari Universiti Putra Malaysia. Hasil dari proyek penelitian ini kemudian diterbitkan di Journal of Food Protection pada tahun 2012.
 
Seiring waktu, Diana terus mengembangkan penelitian di bidang patogen pangan, biofilm, dan bakteriofag. Melalui hibah lanjutan dari IFS, ia mampu memperluas cakupan penelitian yang berfokus pada penanganan masalah pangan di Indonesia, serta mempublikasikan lebih banyak artikel ilmiah di jurnal internasional bereputasi.
 
“Hibah yang saya dapatkan ini memberi saya kesempatan untuk berkontribusi dalam memecahkan masalah lokal dengan pendekatan ilmiah global yang dapat bermanfaat bagi banyak pihak,” ungkapnya.
 
Atas pencapaiannya tersebut perjalanan karier Diana terpilih menjadi highlight dalam IFS annual report 2023 dari sejumlah 8.000 peneliti yang berasal dari 105 negara yang mendapat hibah riset dari IFS.
 
Melalui perannya sebagai ahli mikrobiologi pangan, Prof. Diana juga dipercaya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI sebagai panel ahli, di mana ia memberikan pelatihan bagi ilmuwan BPOM di seluruh Indonesia tentang deteksi molekuler bakteri patogen. Selain itu, ia diangkat sebagai Duta American Society for Microbiology (ASM) untuk Indonesia pada periode 2016–2021, dan aktif dalam mempromosikan pendidikan mikrobiologi di berbagai universitas.
 
Melalui pengalaman dan dedikasinya, Diana telah membantu mendorong kesadaran akan pentingnya penelitian ilmiah yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya bangga atas kontribusi penting yang telah diberikan oleh salah satu anggota fakultasnya, serta berharap untuk terus berkolaborasi dengan IFS dalam pengembangan riset yang mendukung keberlanjutan global.
Baca juga:  Kantongi IPK Sempurna, Elia Lulus S2 UGM di Usia 22 Tahun

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan