Oliver mengaku tak pernah menyangka, dirinya akan menjadi bagian dari Timnas Indonesia, bahkan membawa harum nama Indonesia. "Lumayan surprise, soalnya saya dari dulu enggak nyangka jadi perwakilan timnas Indonesia," kata Oliver di Jakarta.
Oliver berpesan kepada generasi muda untuk tidak takut menggeluti bidang olahraga baru ini. "Baru di sini lah, kalau banyak peminatnya bisa dari teman mahasiswa bisa diseriusin. Bisa dimulai jangan takut, walaupun awalnya dapat kekalahan dan segala macam terus berjuang," seru Oliver.
Ia menceritakan, karier e-sport-nya dimulai dengan aktif ikut klub olahraga e-sport. Kemudian pada suatu waktu Oliver mengikuti seleksi nasional, hingga terpilih 20 orang untuk ikut ke dalam Pelatihan Nasional (Pelatnas).
"Kemudian dari Seleknas itu ada 7 pemain yang terpilih, lalu ikut pelatnas selama 3 bulan. Kita diberi training camp ke Korea juga selama dua minggu, terus dilanjutkan dengan SEA Games," terangnya.
Diakui Oliver, menjadi atlet e-sport dan mahasiswa sekaligus bukan hal yang mudah untuk dijalani. Ia pun berbagi tips, tentang bagaimana membagi waktu antara karier atletnya dengan tugasnya sebagai mahasiswa.
"Menurut saya misalnya saya kuliah di pagi sampai siang hari, saya mengatur waktu untuk latihan di e-sport itu sore sampai malamnya. Jadi setiap ada kelas kuliah saya ikuti. Ujian segala macam saya ikuti. Fokus berlatih games, tapi kuliah tetap prioritas," ujar pemilik IPK 3.5 ini.
Namun ia sadar, semua capaian ini tidak terlepas dari dukungan orang tua dan juga Universitas Tarumanagara (Untar) tempatnya terdaftar sebagai mahasiswa hingga saat ini. "Dulu awal-awal orang tua suka marahin saya, karena kok nge-games terus. Tapi seiring waktu saya bisa buktikan bahwa melalui games juga bisa berprestasi, sekarang orang tua malah mendukung," kata Oliver.
Ia juga menceritakan peran Untar, mulai dari dosen, tendik, hingga rektor terhadap karier non akademisnya. "Untar dari awal tak hanya memberikan kesempatan buat saya untuk mengikuti Timnas ini. Terus diberikan support seperti izin kuliah, izin ujian susulan," terangnya.
Bahkan perhatian lain juga diberikan Untar, seperti memberikan beasiswa untuk Oliver. "Oliver diberikan beasiswa untuk semester depan, semester tujuh. Jadi Oliver semester tujuh itu dibebaskan dari biaya kuliah, SKS-nya tidak bayar karena bentuk atau bagian dari apresiasi. Oliver akan ambil 20 SKS (semester depan) dia tidak membayar. Dia hanya kuliah saja. Biaya sudah dibebaskan dengan beasiswa tadi," kata Rektor Untar, Agustinus Purna Irawan.
Agustinus mengatakan, dengan semua prestasi akademik dan non akademik yang diraih Oliver, Untar tengah mempertimbangkan Oliver untuk menjadi salah satu kandidat lulusan terbaik kategori non-akademik saat wisuda kelulusan nanti.
"Oliver yang telah meraih medali emas ini saya kira tinggi. Untar selalu memberi penghargaan akademik dan nonakademik untuk setiap wisuda. Untuk setiap wisuda kita berikan 5 orang," bebernya.
Tidak tanggung-tanggung, kegiatan Oliver selama di Timnas ini pun dapat dikonversi menjadi SKS (Sistem Kredit Semester). "Konversinya tergantung beliau sama prodinya. Karena dihitung durasi persiapan, pelaksanaan kegiatan, level dari prestasi itu kemudian ada sistem konversi yang sudah kita sediakan. Nanti saya mau dikonversikan sekian dan prodi setuju dan nanti diusulkan ke rektor tinggal tanda tangani," kata Agustinus.
Meskipun kadang mahasiswa yang bersangkutan tidak selalu mau dikonversi terlalu banyak ke dalam SKS. "Kadang- kadang yang mengkonversi sendiri, ingin mengkonversi banyak tetapi mahasiswa mau tetap kuliah, Jadi konversi ini tergantung mahasiswa dan prodi," tutup Agustinus.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Baca juga: Keren! Alumnus UGM Borong 4 Medali Emas di ASEAN Para Games 2023 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News