Usai sudah perhelatan politik Indonesia yang disebut-sebut sebagai pemilihan umum terbesar di dunia. Pemilu 2024 mencakup pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilihan anggota legislatif.
Di singapura, tercatat 57 ribu daftar pemilih tetap yang mendapatkan undangan pencoblosan pada Minggu 11 Februari 2024 lalu. Namun, hanya 18 ribu pemilih yang datang dan menggunakan hak suaranya.
Proses penghitungan suara sudah dilaksanakan pada 14 Februari 2024 dan dilanjutkan dengan penghitungan suara pos pada 15 Februari 2024. ”Pemilih pada pemilu 2024 memang tidak sebanyak pemilih pada 2019, sebab utamanya adalah karena bersamaan dengan libur panjang tahun baru Imlek” jelas M. Nadhif Haryadipta, salah satu dari enam Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Singapura.
Mahasiswa tahun ketiga National University Singapore (NUS) ini mengekspresikan kebahagiaanya karena perhelatan besar tersebut berjalan lancar. ”Antrean hanya tiga puluh menit, tidak ada keluhan dari pemilih, semua relawan bekerja profesional dan kawan-kawan mahasiswa banyak yang terlibat sebagai relawan,” ujarnya.
Keterlibatan pelajar mahasiswa Indonesia di Singapura memang menjadi salah satu indikator suksesnya pelaksanaan pemilu 2024 di Singapura. Tak kurang dari 200 pelajar mahasiswa menjadi relawan di antara enam ratusan relawan di beragam lini.
Ada yang menjadi petugas TPS, pengamanan, pengawas pemilu, medi, informasi, pendaftaran hingga konsumsi. Michele, mahasiswi tahun pertama di NUS mengatakan, dia tidak keberatan untuk menghabiskan libur panjang tahun baru China di KBRI Singapura untuk mengikuti bimbingan teknis, gladi bersih hingga mengawal proses pemungutan suara dan penghitungan suara.
”Senang rasanya bersama ratusan kawan-kawan lain mengalami pengalaman baru terlibat dalam pemilu,” ujar alumnus SMA Penabur Jakarta ini sambil memperlihatkan jari telunjuknya yang masih dibalur noda tinta ungu.
Michele yang bertugas sebagai petugas TPS ini bahkan rela bergadang hingga tengah malam demi menuntaskan dan mengamankan kartu suara dan memfinalisasi penghitungan suara. ”Bahkan ada yang sampai menginap di KBRI karena sudah ketinggalan kereta terakhir,” ujar Michele lagi.
Nadhif pun termasuk salah satu orang yang berhari-hari menginap di KBRI karena mengemban tanggung jawab besar dalam persiapan dan pelaksanaan pemilu tersebut. Michele menyebut keterlibatannya dalam pemilu kali ini sebagai bentuk partisipasi dan kontribusinya kepada negara.
”Tentu selain memilih, membantu persiapan pemilu adalah bagian dari sumbangsih saya kepada negara,” tambah Michele yang memang baru pada pemilu tahun ini mendapatkan haknya sebagai pemilih pemula.
Atase Pendidikan dan kebudayaan KBRI Singapura, IGAK Satrya Wibawa, mengapresiasi penuh keterlibatan aktif pelajar dan mahasiswa dalam perhelatan pemilu 2024 ini. ”Partisipasi politik mahasiswa bentuknya beragam dan dalam banyak dimensi,” ujar Satrya.
Hal ini menurutnya juga merefleksikan komitmen mereka, selain menuntaskan masa studi, juga meluangkan waktu untuk membantu PPLN Singapura. Menjadi relawan PPLN juga menjadi bentuk komitmen mereka menjaga proses pemilu di Singapura berlangsung LUBER dan Jurdil.
”Perbedaan pilihan politik di antara mereka tidak menjadi hambatan karena mereka melihat dan mengusung nama Indonesia sebagai payung besarnya,” tegas Satrya.
Selama proses pemilu pun, mereka dipantau pengawas, pengamat, saksi serta masyarakat luas. ”Memilih di luar negeri memiliki banyak tantangan karena perbedaan waktu dan kegiatan yang berbeda,” tambahnya.
Seperti di Singapura, pemilihan dilakukan pada 11 Februari 2023 yang bertepatan dengan Imlek, tahun baru China, sehingga banyak yang pulang ke Indonesia. Sedangkan yang masih tinggal pun tidak bisa berlibur seperti kawan-kawannya di Indonesia karena karena semua proses dilakukan selama masa liburan.
”Lupakan liburan, melihat proses pemilu lancar, tidak ada kejadian apapun, sudah membuat saya senang,” tutup Michele.
Baca juga: Catat, Ini Jadwal Penting KIP Kuliah 2024 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News