Guru dampingi pembelajaran siswa yang terkendala akses internet. Foto: Istimewa
Guru dampingi pembelajaran siswa yang terkendala akses internet. Foto: Istimewa

Kisah Guru Dampingi Pembelajaran Siswa yang Terkendala Internet

Muhammad Syahrul Ramadhan • 04 Mei 2020 21:15
Jakarta: Beragam cara dilakukan guru guna memastikan siswanya yang tidak memiliki akses internet tetap bisa mengikuti pembelajaran dari rumah di tengah pandemi virus korona (covid-19). Salah satunya, dengan mendatangi rumah siswa. 
 
Seperti yang dilakukan Nanang Nuryanto, guru kelas V SDN 021 Marang Kayu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Nanang sebetulnya punya kanal Youtube dengan nama akun Kukar Cerdas, untuk memfasilitasi belajar daring siswanya. Namun, rupanya tak semua siswanya bisa mengakses Youtube.
 
Nanang mengatakan, 10 dari 22 siswanya tak sanggup membeli kuota internet. Sebab, penghasilan uang orang tua mereka hanya cukup untuk makan.

"Sebagian besar penduduk sini bermata pencaharian petani pakis. Mereka hanya tahu besok makan apa," kata Nanang, Senin, 4 Mei 2020.
 
Nanang memutuskan mengunjungi kediaman para siswa yang kesulitan mengakses internet untuk mengajar secara langsung secara bergantian. Pertemuan dilakukan tiga kali dalam sepekan.
 
"Terkadang seharian penuh saya berkeliling mendampingi pembelajaran. Hari-hari berikutnya mengoreksi pekerjaan siswa. Terkadang, ada telepon dari salah satu orang tua, saya pun datang walaupun di luar jadwal kunjungan," ucap Nanang.
 
Nanang menyamakan materi pembelajaran di Youtube Kukar Cerdas untuk mereka yang kurang beruntung. Materi Pelajaran dikemas dalam modul per tema pembelajaran. "Alhamdulillah, untuk sepuluh anak ini sudah berhasil menyelesaikan tema 8 dan 9. Sama dengan siswa yang ikut pembelajaran daring,”tuturnya. 
 
Hal serupa dilakukan Juni Hari Yanto, guru kelas VI SDN 017976 Indrapura, Batu Bara, Sumatra Utara. Ia memberikan pembelajaran langsung ke rumah siswanya, dan memanfaatkan WhatsApp (WA) group orang tua siswa untuk mendampingi pembelajaran jarak jauh (PJJ).
 
Kisah Guru Dampingi Pembelajaran Siswa yang Terkendala Internet
Ilustrasi. Guru dampingi murid belajar di rumah. Foto: Istimewa
 
Nanang punya 48 murid, tapi cuma 24 siswa yang orang tuanya memiliki telepon pintar. Sebagian yang punya telepon pintar malah mengaku terkendala sinyal dan kesulitan membeli kuota internet. Meskipun, kata dia, pihak sekolah memberi bantuan kartu paket data internet bagi yang kurang mampu. Sekolah juga memberikan masker kain untuk siswa dan orang tua secara gratis. 
 
"Kendala lainnya, orang tua bekerja di kebun dan ladang, sehingga tidak bisa mendampingi anaknya belajar," kata Juni.
 
Juni berinisiatif mengajar secara langsung ke rumah siswa yang terkendala akses internet. Ia mengaku tetap menerapkan protokol kesehatan, dengan menjaga jarak dan menggunakan masker.
 
"Siswa yang rumahnya berdekatan saya minta untuk belajar bersama. Jumlahnya maksimal tiga anak agar mereka bisa menjaga jarak dalam belajar," ujar Juni.
 
Syafyendri, guru IPS SMPN 7 Batang Hari, Desa Selat, Batang Hari, Jambi, punya cara berbeda. Ia rela meminjamkan telepon pintar miliknya kepada satu siswanya agar bisa mengikuti PJJ. 
 
Menurut Syafyendri, siswa tersebut hanya tinggal bersama kakeknya dan tidak memiliki telepon pintar. "Maka saya pinjami HP android milik saya untuk sementara waktu," kata Syafyendri.
 
Baca: Tiada Internet, Belajar Jarak Jauh di Perbatasan Manfaatkan Radio
 
Syafyendri juga memberikan pendampingan kepada siswa lainnya. Ia menganjurkan siswa yang tidak memiliki telepon pintar mendatangi teman terdekatnya saat belajar daring. Ia juga mengaku membantu membelikan paket internet.
 
"Hati ini bahagia kalau bisa membantu siswa saya, apalagi yang memiliki keterbatasan ekonomi," ungkap Syafyendri.

Alternatif Pembelajaran bagi Siswa Terkendala Internet

Spesialis Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Tanoto Foundation mengapresiasi inisiatif para guru yang menyambangi rumah siswa guna memberikan pendampingan belajar. Namun, ia menyarankan pola itu dihindari, terlebih di wilayah yang termasuk zona merah pandemi.
 
"Guru jangan berkunjung langsung ke rumah siswa karena itu berpotensi membuat terjadinya penularan virus di masa pandemi ini," kata Makin.
 
Makin menuturkan, guru bisa memanfaatkan program pembelajaran di TVRI untuk siswa yang tidak bisa mengakses internet. Guru tinggal berkomunikasi dengan orang tua dan siswa terkait penugasan belajar lewat TVRI, lalu hasilnya diberikan umpan balik.
 
Makin menawarkan tiga cara. Pertama, penjadwalan ambil tugas di sekolah. Kepala sekolah bisa mengatur penjadwalan pengambilan tugas di sekolah dari guru untuk siswa. Kelas dan Rombongan Belajar (Rombel) diatur terpisah waktu dan jarak saat pengambilan tugas.
 
Kemudian, waktunya diatur, bisa per hari, per tiga hari, atau mingguan. Tugas dari guru kepada para siswa diambil oleh orangtua siswa, agar lebih mudah pengaturan jarak antar orang.
 
"Pilihan ini bisa dilakukan dengan asumsi bahwa sekolah cukup dekat dengan rumah para siswa, berada dalam satu desa," kata Makin.
 
Kedua, kata dia, membuat kotak penugasan di kantor desa atau kelurahan. Jika sekolah berada di luar desa, sekolah bisa bekerja sama dengan pemerintahan desa dan kelurahan untuk membuka kotak penugasan di kantor desa/kelurahan.
 
Ketiga, memanfaatkan jasa pengantaran Pos untuk sekolah-sekolah yang letaknya lebih jauh dari rumah siswa. Misalnya, bila lintas kecamatan, bisa bekerjasama dengan PT Pos Indonesia kantor kecamatan. 
 
PT Pos dan dinas pendidikan bisa memfasilitasi bentuk kerja samanya. Secara teknis, kata dia, distribusi penugasan tak berbeda dengan model kotak penugasan di kantor desa/kelurahan.
 
Namun, kata dia, yang harus diperhatikan yaitu guru, orang tua, dan siswa harus menjalankan protokol pencegahan covid-19. Misalnya, memastikan dokumen-dokumen tugas dan hasil kerja siswa terhindar dari paparan covid-19. Termasuk, selalu mencuci tangan, baik setelah, maupun sebelum bersentuhan dengan dokumen tersebut.
 
"Peran kepemimpinan kepala sekolah menjadi kunci efektivitas pembelajaran yang sedang menjadi kecenderungan di tengah pandemi ini," ucap Makin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan