Sejak itu pula, ini kali pertama Ikhram akhirnya menginjakkan kaki di Tanah Airnya, Indonesia. Program beasiswa Adem (Afirmasi Pendidikan Menengah) telah membawa Ikhram pulang sejenak ke tanah kelahiran Ayah Ibunya.
Apa Itu Beasiswa ADEM?
Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) merupakan salah satu upaya pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbudristek) dalam hal pemerataan kualitas pendidikan khususnya bagi anak-anak Papua dan Papua Barat terbaik serta daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) lainnya.Bahkan beasiswa ADEM telah membuat Ikhram berani bermimpi lebih tinggi lagi, yakni menjadi sukses dan membawa kembali keluarganya pulang ke Indonesia.
Lahir, tumbuh, dan sekolah di Malaysia memang tak membuat Ikhram tak kenal akan Indonesia. Bahkan rasa ingin pulang dan membawa kembali kedua orang tuanya ke Tanah Air begitu menggebu.
"Saya lepas sekolah ini nanti mau kerja di sini (Indonesia), saya mau tarik semua keluarga agar kembali ke Indonesia," kata Ikhram ditemui di sela-sela Karya Wisata bersama sejumlah peserta program beasiswa ADEM Kemendikbudristek, di Monumen Nasional, Jakarta.
Sekolah di CLC Kinabalu
Ikhram kemudian menceritakan kehidupannya di Malaysia, dan bagaiman program ADEM memberinya kesempatan untuk pulang dan sekolah di Indonesia. Ikhram merupakan siswa di Community Learning Centre (CLC) di kota Kinabalu, Sabah Malaysia.Bagi Sobat Medcom yang belum tahu, Community Learning Centre adalah pusat pembelajaran komuniti atau institusi pendidikan yang menyediakan pendidikan alternatif kepada anak-anak TKI yang berada di ladang di negeri Sabah, Malaysia.
CLC atau pusat kegiatan belajar masyarakat Indonesia adalah lembaga pendidikan yang dibentuk atas dasar prakarsa dari, oleh dan untuk masyarakat setempat. Khususnya perusahaan perkebunan sawit, juga masyarakat lokal setempat di Sabah-Sarawak serta didukung dan dibina oleh Pemerintah Indonesia.
Info beasiswa ADEM ini juga Ikhram dapatkan ketika ia masih duduk di kelas IX di CLC tersebut. "Sebenarnya informasi beasiswa ADEM ini kami dapat dari sekolah SMP kami, CLC yang berpusat di Kinabalu. Kami diberitahu guru-guru kami, katanya kami bisa dapat beasiswa," terang Ikhram.
Kemudian para peminat beasiswa ADEM ini diundang untuk datang ke SIKK (Sekolah Indonesia Kota Kinabalu untuk mengikuti serangkaian tes. "Ada tes psikologi, agama, bakat, kelincahan atau kedisiplinan. Saya lolos semuanya pada Senin 29 Mei 2023," sebut Ikhram.
Ikhram mengaku sangat gembira terpilih sebagai salah satu siswa yang akan dikirim ke Indonesia. Meski harus berpisah sementara dengan Ayah Ibu dan dua saudarinya yang tinggal di Malaysia.
"Saya lahir di sana (Malaysia) orang tua saya TKI, saya anak laki-laki satu-satunya dari tiga bersaudara, sedih sebenarnya harus berpisah dengan mereka," ujar Ikhram.
Di Indonesia, Ikhram mendapat kesempatan untuk melanjutkan sekolah di SMK Pelita Madani, Pringsewu, Lampung. Sebenarnya pilihan pertama Ikhram adalam di sekolah Permata Insani Banten, namun ia juga senang akhirnya bersekolah di Pelita Madani.
"Saya sangat senang di SMK Pelita Madani, teman-teman dan guru di sini sangat baik, sangat welcome. Bahkan saya dilibatkan untuk ikut beberapa turnamen oleh sekolah, seperti turnamen futsal," ucap Ikhram.
Di SMK Pelita Madani, Ikhram mengambil jurusan Perhotelan, salah satunya karena ia senang melihat bagaimana para pegawai hotel melayani tamunya dengan tulus dan ramah. "Bahkan saya punya cita-cita untuk menjadi owner hotel," ujarnya.
Menurut Ikhram, program Beasiswa Adem ini memfasilitasinya untuk tinggal di asrama lengkap dengan kasur, makan, juga mendapat uang saku, dan seragam sekolah.
Tidak hanya jurusan idaman, teman, teman dan guru yang membuatnya kerasan sekolah di Indonesia. Hal lain yang membuatnya betah adalah melimpahnya SDM guru yang mengajar di sekolah.
Kondisi ini, kata Ikhram, berbanding terbalik dengan kondisi sekolah di Kinabali. "Boleh dibilang pembelajaran di sana sangat memprihatinkan. Kalau di sini satu mata pelajaran diajar satu guru, di sana satu guru untuk semua mata pelajaran," imbuhnya.
Ia menceritakan, pada awalnya di sekolah asalnya ada 5 orang guru yang mengajar. Kemudian jumlahnya terus berkurang sejak 2021, bahkan saat ini tinggal satu orang guru saja yang bertahan mengajar di sana.
"Itu pun Bu Guru sudah mau pulang (ke Indonesia), muridnya ada 21 orang. Kami sekolah dari siang sampai sore, karena paginya ada sekolah bawah atau SD," terang Ikhram.
Namun tekad Ikhram untuk mengangkat derajat keluarga kuat, ia tetap tekun menuntut ilmu di tengah segala keterbatasan sekolah di Kinabalu. "Semangatnya harus kuat, karena ingin mengubah nasib keluarga. Karena Bapak selalu bilang, biar Bapak yang susah, kamu jangan," tegas Ikhram menirukan kata-kaya ayahnya
Ia pun berharap, proses pendidikan di SMK Pelita Madani dapat berjalan dengan lancar hingga selesai. Selepas sekolah nanti, kata Ikhram, ia ingin melanjutkan mencari kerja di Indonesia.
"Kami yang WNI ini kalau cari kerja di sana (Malaysia) itu susah sekali. Jadi saya mau lanjut kerja di sini, tarik semua keluarga pulang ke Indonesia," tutup Ikhram menguatkan tekadnya.
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id.
Baca juga: Pendaftaran Beasiswa ADEM 2023 Dibuka Hari Ini, Segera Daftar! |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News