Baginya memperjuangkan kemenangan adalah bentuk baktinya kepada orang tua dan Indonesia. Deslya mengenal Pencak Silat sejak duduk di SD Negeri 08 Tanjung Barat Pagi DKI Jakarta melalui ekstrakurikuler.
“Saat kelas 3 SD saya pindah ke sekolah baru. Untuk pertama kalinya saya mencoba untuk ikut teman saya mengikuti ekstrakurikuler Pencak Silat,” kata Deslya, dilansir dari laman Puspresnas, Minggu, 19 November 2023.
Setelah beberapa kali mengikuti latihan, pelatih Pencak Silat sekolah langsung mencari Deslya dan berharap orang tuanya mendukung penuh putrinya di bidang olahraga tersebut. “Pelatih mencari nama, kelas, dan alamat rumah saya. Pelatih saya berkomunikasi langsung ke orang tua saya agar saya di-support untuk terus mengikuti latihan Pencak Silat dengan alasan saya memiliki bakat kala itu,” tutur Deslya.
Apa yang disampaikan sang pelatih kala itu ternyata bukan sekadar isapan jempol, sebab di 2008 Desyla berhasil menorehkan prestasi pertamanya dengan meraih medali emas di ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) jenjang SD pada cabor Pencak Silat. Momen itulah yang menjadi langkah awal Deslya untuk menjadi atlet tingkat nasional.
Konsistensi menekuni Pencak Silat terus ia lakoni. Namun, pendidikan tetap ia usahakan. Tahun 2015, ia melanjutkan studi di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) di program studi Administrasi Bisnis Terapan.
Pada tahun yang sama, ia pun menyabet medali emas di ajang POMNAS Aceh. “Di awal semester saya hampir di DO karena tidak bisa mengikuti perkuliahan dengan baik karena padatnya jadwal latihan pagi dan sore. Jarak Depok dan tempat latihan di Rawamangun tidak menurunkan semangat saya. Alhamdulillah akhirnya mendapat medali emas,” ungkap Deslya.
Tak tanggung-tanggung, Prestasi beruntun ia raih di ajang POMNAS. Tiga medali emas ia torehkan di POMNAS Aceh tahun 2015, POMNAS Makassar tahun 2017, dan POMNAS Jakarta tahun 2019.
Ia lanjut menceritakan, momen mengikuti POMNAS terakhirnya di tahun 2019 bertepatan dengan hari wisudanya. Deslya mencoba dengan segala usaha untuk bisa mengikuti wisuda bersama kedua orang tuanya.
Dengan usaha dan doanya, jalannya meraih prestasi dan mendapat gelar sarjana akhirnya terwujud. “Alhamdulillah setelah penyisihan jadwal pertandingan berubah dan di tanggal tersebut saya diizinkan untuk wisudah,” ujarnya.
“Setelah selesai wisuda saya langsung bergegas kembali ke GOR pertandingan untuk beristirahat karena besok harus main final. Keesokan harinya, waktunya saya main kategori Tunggal Putri Dan alhamdulillah saya bisa mendapatkan hasil terbaik emas POMNAS ketiga saya dan Mahasiswa Berprestasi Non Akademik. Alhamdulillah bisa saya dapatkan dalam waktu yang bersamaan,” imbuhnya.
Cabor Kun Bokator
Perjalanan prestasi Deslya terus berlanjut. Deslya berkesempatan untuk mengikuti SEA Games Kamboja 2023 pada cabang olahraga (cabor) Kun Bokator. Sebuah pengalaman baru untuk Deslya karena Kun Bokator merupakan cabor baru yang dipertandingkan di SEA Games dan cabor tradisional asal Kamboja.Dalam waktu tujuh bulan ia mempelajari dan berlatih cabor tersebut hingga meraih dua medali perunggu. “Saya berlatih dibantu oleh dua pelatih dari Kamboja dan satu pelatih dari Indonesia. Saya mengikuti dua kategori yaitu, Women’s Single Bamboo Shield dan Miced 1 Women Defence Against 2 Men. Alhamdulillah mendapatkan hasil yang cukup memuaskan 2 medali perunggu untuk dua kategori tersebut,” ucapnya.
Adapun prestasi-prestasi yang telah dicetak oleh Deslya yaitu, Medali Emas Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) jenjang SD cabor Pencak Silat, Mendapat kesempatan bersekolah di SMP dan SMAN Ragunan Jakarta tanpa tes, Medali Perak Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) Riau cabor Pencak Silat Tahun 2011, Medali Perak Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) Jakarta cabor Pencak Silat Tahun 2013.
Kemudian medali Emas POMNAS Aceh cabor Pencak Silat Tahun 2015, Medali Emas POMNAS Makassar cabor Pencak Silat Tahun 2017, Medali Emas POMNAS Jakarta cabor Pencak Silat Tahun 2019, Medali Emas ASEAN University Games (AUG) Thailand cabor Pencak Silat Tahun 2022, Medali Perunggu nomor Women’s Single Bamboo Shield SEA Games Kamboja 2023, dan Medali Perunggu nomor Mixed 1 Women Defence Against 2 Men SEA Games Kamboja 2023.
Di balik capaian prestasi Deslya, ada kisah mengharukan. Ketika semangat membara menekuni Pencak Silat, sepatu Deslya yang digunakan saat latihan tidak sesuai sehingga mengalami sakit pada kakinya. Hal itu pun diketahui oleh ayahnya.
Meski bekerja sebagai seorang sopir angkot, ayah Deslya memahami dan berusaha memperjuangkan keinginan yang ada di dalam hati anaknya tersebut. Di hari ulang tahunnya, ayahnya pun memberikan kado sepatu kepada putrinya itu.
“Aku tidak pernah meminta. Semua keinginanku dan kebutuhanku benar-benar aku usahakan sendiri karena sejak dulu aku selalu melihat usaha papaku yang begitu keras untuk memenuhi semua kebutuhan aku,” kata Deslya.
“Sampai pada akhirnya setelah aku pulang dari Kamboja papahku tiba-tiba mengeluh sakit di bagian perutnya, kami bawa papah ku ke UGD dan dari sejak itu kesadaran papahku menurun. Kodarullah papahku berpulang pada tanggal 12 juni 2023,” sambungnya..
Perjuangan Deslya untuk berprestasi di bidang olahraga Pencak Silat ia niatkan demi membahagiakan orang-orang terdekatnya. “Aku bersyukur sudah bisa membahagiakan, berbakti, dan memuliakannya hingga akhir hidupnya. Sekarang tugasku terus berjuang demi mamah. Memperjuangkan kemenangan demi kemenangan selanjutnya,” harapnya.
Di akhir kisahnya, Deslya berpesan kepada seluruh Sobat Prestasi untuk selalu semangat dan berusaha. “Selama kita masih terus bersembunyi dibalik alasan maka kita tidak akan bisa mengubah masa depan. Usaha yang keras kelak terbayar pantas,” pesan Deslya.
Baca juga: Jadi Duta Penggerak Literasi, Yulion Pernah Jadi Kuli Aduk Semen Demi Bayar SPP |
Baca juga: Berkat Silat dan KIP Kuliah, Muluskan Jalan Putri Buruh Bangunan Ini Kuliah di Unud |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id