Melansir Instagram @itenas.official, selepas lulus dari Itenas, Judhi melanjutkan kuliah S2 dan meraih gelar M. Sc. di Middlesex University, Dubai pada 2017. Sedangkan, gelar Ph.D diraih di Universite de Namur, Belgia pada 2024.
Judhi masuk program studi (prodi) Teknik Elektro dengan memilih Itenas sebagai jalur alternatif dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Meski ada perguruan tinggi swasta lain, ia merasa Itenas menjadi pilihan yang cocok untuknya.
Selama berkuliah, alumnus Itenas ini memiliki pekerjaan sampingan, yakni mengajar di Lembaga Pendidikan Komputer (LPK) Kopma IKIP Bandung yang saat ini menjadi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Selain mengajar, ia juga sering berdagang.
Hobi utak-atik barang elektronik
Alasan Judhi memilih prodi Teknik Elektro karena sudah hobi utak-atik barang elektronik sejak kecil. Berangkat dari penasarannya akan bidang tersebut, ia ingin belajar lebih dalam.Sang ibunda juga pernah mengajar Elektronika di SMP. Berkat sang ibunda, Judhi terinspirasi untuk belajar hal yang sama. Saat itu, Elektronika berkaitan dengan Ilmu Komputer yang masih menjadi barang baru.
Judhi ingin mendapat banyak pengalaman secara akademis ataupun praktikal. Ia melihat Itenas memberi kebebasan kepada mahasiswanya untuk berkarya, seperti dosen mengizinkan mahasiswa memanfaatkan fasilitas laboratorium.
Hal itu tertanam dalam dirinya sebagai dosen di Dubai. Selama menjadi dosen di Dubai, Judhi selalu mendorong mahasiswanya berkarya sebebas mungkin dengan memanfaatkan fasilitas di laboratoriumnya.
Perjalanan karier dalam dunia Elektro dan Robotik
Awalnya, Judhi berkarier pada bidang Sales dan Technical Sales karena pengalamannya pernah berjualan saat kuliah. Pengalaman itu bisa membawanya berkarier di luar negeri, yakni Singapura sebagai sales dan konsultan di Infotel Technologies hingga pindah ke Dubai sebagai Regional Manager di perusahaan Fortinet.Saat anaknya mulai memasuki jenjang perkuliahan pada 2016, ia mulai mencari informasi perguruan tinggi yang cocok di Dubai. Middlesex University Dubai menjadi salah satu universitas yang menawarkan beasiswa dengan mengkonversi nilai rapor SMA ke bentuk diskon.
Setelah dikonversi, diskon biaya kuliah yang didapat cukup banyak. Istrinya juga mendukung Judhi melanjutkan pendidikan.
Kurikulum yang diterapkan untuk program Master (S2) juga cocok dan menawarkan banyak pilihan peminatan. Judhi memilih peminatannya pada bidang Engineering Management dan menjadi lulusan terbaik di angkatannya.
Berkat prestasinya, ia mendapat tawaran mengajar di kampus tersebut. Berawal dari dosen tamu, jam mengajar Judhi terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Bahkan, ia harus memegang prodi S2 Robotik karena kampusnya hendak membuka laboratorium dan jurusan tersebut, tetapi syaratnya menjadi dosen tetap. Pada 2018, Judhi berhasil menjadi dosen tetap.
Ia ingin melanjutkan pendidikan doktoral dengan peminatan swarm robotics. Belum banyak perguruan tinggi yang membuka prodi tersebut sehingga ia memilih Universite de Namur di Belgia. Selama studi S3, ia berhasil menerbitkan tujuh karya penelitian yang tersitasi semuanya.
Hal yang paling berkesan bagi Judhi adalah apabila dia tidak pindah ke luar negeri, belum tentu dapat melanjutkan studinya. Selain itu, ia menjadi lebih mandiri saat tinggal di luar negeri. Keluarganya bekerja sama sebagai tim untuk tugas rumah sehari-hari.
Tak lupa, Judhi berpesan kepada mahasiswa atau fresh graduate yang berkarier di bidang akademik dalam negeri ataupun luar negeri tidak perlu pusing memikirkan latar belakang, seperti lahir dan besar di mana, terpenting tujuan karier harus jelas.
Apabila mau berkarier di bidang yang diinginkan, pasti mampu menghadapinya. Jika sudah mengasah kemampuan, kesempatan akan terbuka luas bagi diri sendiri. Kita perlu banyak belajar dari tempat yang dikunjungi dan orang yang ditemui. (Theresia Vania Somawidjaja)
Baca juga: Berjuang Selama 6 Tahun, Mahasiswa UI Ini Akhirnya Juara 1 Alto di GBN 2024 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News