SLB Negeri Trituna, Subang. Foto: Medcom/Citra Larasati
SLB Negeri Trituna, Subang. Foto: Medcom/Citra Larasati

Merobek Batas Belajar, Ini Cerita IFP si 'Papan Tulis Ajaib' di SLB Negeri Trituna Subang

Citra Larasati • 13 Oktober 2025 18:38
​Subang: Suasana kelas di Sekolah Luar BIasa (SLB) Negeri Trituna Subang pagi itu tampak berbeda. Beberapa siswa dengan cermat menyentuh layar besar di depan kelas. Seorang siswa tunanetra mengaktifkan fitur ‘talkback’, sementara yang lain menyaksikan visualisasi bangun ruang dari saluran YouTube “Matematika Hebat” di Interactive Flat Panel (IFP).
 
Momen ini adalah gambaran nyata bagaimana teknologi merobek batas-batas belajar bagi siswa disabilitas.  Bagi Raka, siswa tunanetra kelas X di sekolah tersebut, suara dari IFP membantunya ‘melihat’ bentuk dan ruang dengan cara yang berbeda.
 
“Pengalamannya seru, alhamdulillah support untuk anak-anak disabilitas yang memiliki hambatan penglihatan,” ujarnya saat ditemui di SLBN Trituna, Subang, Senin, 13 Oktober 2025.

Merobek Batas Belajar, Ini Cerita IFP si Papan Tulis Ajaib di SLB Negeri Trituna Subang
Siswa SLBN Trituna, Subang belajar matematika menggunakan IFP. Foto: Medcom/Citra Larasati
 
Keberadaan papan tulis digital berukuran 75 inchi ini di SLB tidak terlepas dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.  Peningkatan kualitas pendidikan ini juga sejalan dengan program Revitalisasi Sekolah yang bersifat bantuan fisik.
 
Revitalisasi Sekolah merupakan salah satu Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto, dan hingga kini terus dijalankan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sebagai bentuk komitmen dalam menyediakan layanan pendidikan yang aman dan bermutu untuk semua.
 
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) program ini bertujuan menata ulang dan memulihkan fungsi satuan pendidikan, termasuk Sekolah Luar Biasa, agar menjadi lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung proses pembelajaran.
 
Bantuan perabot dan peralatan teknologi, seperti IFP, menjadi bagian integral dari upaya ini untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang modern dan inklusif.
 
Baca juga:  Panduan Lengkap Bagi Sekolah Penerima Papan Interaktif IFP! Ini Langkah Pentingnya

SLB Negeri Trituna Subang berdiri sebagai salah satu sentra layanan pendidikan khusus di Subang, Jawa Barat yang menerima kedua bantuan ini. Di bawah kepemimpinan Lela Latifah, sekolah ini tidak hanya melayani siswa berkebutuhan khusus secara langsung, tetapi juga berfungsi sebagai Resource Center bagi sekolah-sekolah inklusi di wilayahnya.
 
Sebagai Resource Center, SLBN Trituna Subang juga menjadi pusat layanan asesmen dan psikologi, pusat literasi dan inklusi sekolah umum, pelatihan pengembangan guru sekolah inklusif. “Kita melayani juga jelas umum, dari kelas-kelas inklusi. Bantuan ini sangat membantu,” tegas Lela.
 
Kehadiran IFP, kata Lela, semakin menguatkan peran SLB Negeri Trituna Subang sebagai Resource Center. Lela menegaskan, layanan mereka kini kian melampaui dinding sekolah.
 
“Salah satu pendidikan inklusi adalah kolaborasi. Yang dilayani bukan hanya siswanya, tapi juga orang tua, memiliki hambatan itu kita bimbing orang tuanya,” ujar Lela.
 
Sekolah ini memiliki berbagai ruang terapi, seperti terapi untuk anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan autis.
 
Namun, Lela mengakui di tengah tantangan yang dihadapi, sehingga kehadiran program Revitalisasi Sekolah dan IFP bak angin segar.
 
Begitu juga program revitalisasi sekolah, telah membawa perubahan fisik yang signifikan. “Rehab revitalisasi ini sangat membantu, membuat nyaman peserta didik,” tutur Lela.

Bukan papan tulis digital biasa

Dengan infrastruktur dan teknologi yang memadai, sekolah ini siap menjadi mitra yang lebih kuat bagi keluarga dan sekolah inklusi di Subang.  Namun, yang paling transformatif adalah kehadiran IFP, yang bukan sekadar papan tulis digital biasa.
 
Sebagai bagian dari program digitalisasi sekolah Kemendikdasmen, IFP dilengkapi dengan aplikasi bawaan yang berisi materi pembelajaran daring, membuatnya menjadi pusat belajar yang interaktif dan kaya konten.
 
Kekuatan utama IFP ini adalah kemampuannya beradaptasi dengan berbagai jenis disabilitas. Edwin Waliudin, seorang guru di SLBN Trituna mempraktikkan bagaimana IFP dapat digunakan oleh semua siswa.
 
“IFP untuk semua jenis kelainan bisa digunakan. Tunanetra sudah dilengkapi talkback, sama dengan hp (handphone). Ketika ada anak tunanetra butuh audio, tunarungu butuh visualnya, bisa semua,” jelas Edwin.
 
Bahkan bagi siswa yang tidak memiliki ponsel, IFP tetap dapat diakses menggunakan kertas jawaban yang dipindai. Bagi siswa seperti Raka (tunanetra) dan Irfan (tunagrahita), IFP telah mengubah pembelajaran menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Melawan Kejenuhan

Bagi Irfan, yang menyukai matematika, merasa penjelasan guru menjadi lebih jelas dan tidak membosankan. “Dengan IFP, guru sangat jelas menjelaskan matematika, dan kami menjadi tidak bosen,” ucap Irfan yang bercita-cita menjadi pengusaha sembako ini.
 
Edwin menambahkan, IFP adalah alat pelengkap yang ampuh melawan kejenuhan belajar. “Kelebihannya, kalau dengan IFP siswa menjadi tidak bosan saat belajar," imbuhnya.
 
Meski demikian, sebagai guru SLB, ia tetap menekankan pentingnya membarengi IFP dengan pembelajaran konkret. “Bagi saya sebagai guru SLB menggunakan media konkret juga tetap dibutuhkan. Misal kalau materinya tumbuhan lihat pohon-pohon," terangnya.
 
Kombinasi antara pengalaman langsung dan dukungan teknologi inilah yang menciptakan pembelajaran yang ideal.
 
Revitalisasi sekolah dan kehadiran IFP di SLB Negeri Trituna Subang adalah lebih dari sekadar renovasi fisik dan penambahan gawai. Ini adalah tentang pemenuhan hak pendidikan yang berkualitas dan inklusif.
 
Bagi Raka dengan cita-cita jadi pemusik, Irfan calon pengusaha sembako, dan puluhan siswa lainnya, IFP telah membuka jendela dunia yang sebelumnya sulit mereka jangkau. “Terima kasih buat Pak Presiden, Pak Menteri, dengan alat IFP ini kami disabilitas sangat terbantu," ucap Irfan.
 
Dalam kelas yang dulu sempit, kini terbentang dunia tanpa batas, membawa mereka lebih dekat pada cita-cita dan kemandirian.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan