"Saya kebetulan masih memiliki pengalaman berkampus saat Pak Arief masih di UKSW, baik pada saat masih menjadi mahasiswa, dan juga awal menjadi dosen di kampus ini. Sosok beliau yang melekat adalah pribadi yang rendah hati dan mau berbagi dengan orang lain,” kata Neil dalam siaran pers yang diterima Medcom.id, Jakarta, Kamis, 23 April 2020.
Neil menyampaikan Arief Budiman bukan cuma patut dikenal sebagai intelektual. Kakak aktivis Soe Hok Gie ini juga mempunyai reputasi nasional dan sangat dihormati di tingkat internasional.
"Kajiannya tentang Indonesia, pemikiran-pemikiran beliau diterima secara luas, di dalam dan di luar negeri. Pemikiran beliau juga bisa diterima di Australia, di Melbourne University, tempat beliau mengabdi setelah dari UKSW,” ungkapnya.
Baca: Arief Budiman, Intelektual yang Jujur Pada Nurani
Neil menekankan Arief konsisten menyuarakan sikap kritisnya selama era Orde Baru. Hari-hari yang sudah barang tentu tak mudah dijalani Arief sebagai intelektual kritis.
"Menjadi seorang intelektual kritis seperti pak Arief pada Zaman itu bukanlah hal mudah karena saat itu tidak cukup longgar bagi intelektual kritis untuk mengekspresikan pikirannya secara terbuka. Tetapi beliau cukup konsisten menyampaikan pandangan-pandangannya," tuturnya.
Neil menegaskan, penting bagi UKSW bisa meneruskan nilai-nilai yang dipegang teguh Arief Budiman. Contohnya, prinsip menjunjung kebenaran, kejujuran, terus terang, dan tidak takut oleh tekanan rezim.
"Buah-buah pikiran beliau akan kita lanjutkan dan karya beliau akan kita kenang," imbuhnya.
Arie Budiman meninggal, Kamis, 23 April 2020 pada usia 79 tahun. Ia dikabarkan meninggal lantaran menderita penyakit parkinson.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News